Istiqamah Dalam Hijrah
Oleh Ustadz Berik Said hafidzhahullah
Seseorang yang pindah dari sesuatu keburukan menuju kebaikan pada dasarnya ia disebut orang yang telah berhijrah. Seseorang yang awalnya hidup berkubang dalam kesyirikan kemudian kembali pada ketauhidan, maka ia orang yang berhijrah.
Seseorang yang awalnya hidup berkubang dalam kebid'ahan kemudian meniti jalan sunnah, maka ia orang yang berhijrah. Seseorang yang awalnya hidup berkubang dalam kemaksiatan kemudian meniti jalan ketaatan, maka ia orang yang berhijrah.
Hal ini sebagaimana apa yang diakatakan oleh Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam:
ﻭَﺍﻟْﻤُﻬَﺎﺟِﺮُ ﻣَﻦْ ﻫَﺠَﺮَ ﻣَﺎ ﻧَﻬَﻰ ﺍﻟﻠﻪُ ﻋَﻨْﻪ
"Dan Al-Muhaajir adalah orang yang meninggalkan apa yang dilarang Allah". [HSR. Bukhari no.10 dan Muslim no.40]
Tapi harus diakui, tidak sedikit di tengah upaya kita berhijrah selalu saja muncul faktor yang megakibatkan lemahnya semangat kita dalam berhjrah bahkan kadang sampai pada titik yang mengkawatirkan.
Lalu langkah apa yang semestinya kita tempuh agar semangat hijrah kita bisa terus membaik dan tidak jatuh pada titik kehilangan semangat ?
Berikut beberapa jawaban yang menujukkan apa saja penyebab utama kita sering menjadi kehilangan semangat dalam berhijrah sekaligus langkah kita untuk mengatasi problem ini:
1) Ikhlaskan niat hijrah semata-mata karena Allah.
Hal ini berdasarkan apa yang disabdakan Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam:
ﺇِﻧَّﻤَﺎ ﺍْﻷَﻋْﻤَﺎﻝُ ﺑِﺎﻟﻨِّﻴَّﺎﺕِ ﻭَﺇِﻧَّﻤَﺎ ﻟِﻜُﻞِّ ﺍﻣْﺮِﺉٍ ﻣَﺎ ﻧَﻮَﻯ . ﻓَﻤَﻦْ ﻛَﺎﻧَﺖْ ﻫِﺠْﺮَﺗُﻪُﺇِﻟَﻰ ﺍﻟﻠﻪِ ﻭَﺭَﺳُﻮْﻟِﻪِ ﻓَﻬِﺠْﺮَﺗُﻪُ ﺇِﻟَﻰ ﺍﻟﻠﻪِ ﻭَﺭَﺳُﻮْﻟِﻪِ، ﻭَﻣَﻦْ ﻛَﺎﻧَﺖْ ﻫِﺠْﺮَﺗُﻪُﻟِﺪُﻧْﻴَﺎ ﻳُﺼِﻴْﺒُﻬَﺎ ﺃَﻭْ ﺍﻣْﺮَﺃَﺓٍ ﻳَﻨْﻜِﺤُﻬَﺎ ﻓَﻬِﺠْﺮَﺗُﻪُ ﺇِﻟَﻰ ﻣَﺎ ﻫَﺎﺟَﺮَ ﺇِﻟَﻴْﻪِ
"Sesungguhnya setiap perbuatan tergantung niatnya. Dan setiap orang akan mendapatkan sesuai dengan apa yang ia niatkan. Maka, barangsiapa hijrahnya kepada Allah dan rasul-Nya, maka hijrahnya kepada Allah dan rasul-Nya. Dan barangsiapa hijrahnya karena dunia yang ingin ia dapatkan atau mendapatkan wanita yang ingin ia nikahi, maka hijrahnya kepada apa yang ia inginkan itu". [HSR. Bukhari no.54 dan Muslim no.1907]
Sebegitu strategis kedudukan niat dan betapa niat ikhlas itu faktor amat berat, sampai-sampai Sufyan ats Tsauri rahimahullah berkata:
مَا عَالَجتُ شَيئًا أَشَدُّ عَليَّ مِن نِيَّتِي لأَنَّهَا تَتَقَلَّبُ عَليّ
"Tidak ada sesuatu yang paling berat untuk saya obati, kecuali masalah niatku, sebab ia senantiasa berbolak-balik dalam diriku". (Al-Jaami'ul Akhlaq Ar-Roowi II:288)
Maka, saat kita berhijarah misal sebatas motiv ‘ganti casing fisik saja’, apalagi karena tujuan duniawi, tidak heran akan berujung hijrah kita terhempas dalam kehancuran.
2) Terus fokus dalam mempelajari tauhid.
Sebab jika tauhid makin kokoh, maka Allah Ta’ala akan membantu mengokokan kita termasuk hijrah kita tentunya. Hal ini sebagaimana Firman-Nya:
يُثَبِّتُ اللّٰهُ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا بِا لْقَوْلِ الثَّا بِتِ فِى الْحَيٰوةِ الدُّنْيَا وَفِى الْاٰ خِرَةِ ۚ وَيُضِلُّ اللّٰهُ الظّٰلِمِيْنَ ۗ وَيَفْعَلُ اللّٰهُ مَا يَشَآءُ
"Allah meneguhkan (iman) orang-orang yang beriman dengan ucapan yang teguh (dalam kehidupan) di dunia dan di akhirat dan Allah menyesatkan orang-orang yang zalim dan Allah berbuat apa yang Dia kehendaki". (QS. Ibrahim: 27)
Ucapan yang teguh yang dimaksud ayat di atas adalah kalimat tauhid, sebagaimana hal ini dijelaskan sendiri oleh Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam sebagaimana terdapat dalam hadits riwayat Bukhari no.499 dan Muslim no.2871.
Karena itu, tanpa mempelajari serta memahami secara serius dan mendalam ilmu yang terkait dengan tauhid saat kita hijrah, bisa berujung pada jatuhnya semangat kita.
3) Terus mempelajari Al-Quran, membacanya, dan menggali isi kandungannya.
Sebab Al-Quran ini salah satu wasilah terbesar agar kita bisa terus istiqamah termasuk istiqamah dalam hijrah kita. Hal ini sebagaimana bisa kita ambil dari faidah ayat berikut:
قُلْ نَزَّلَهٗ رُوْحُ الْقُدُسِ مِنْ رَّبِّكَ بِا لْحَـقِّ لِيُثَبِّتَ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَهُدًى وَّبُشْرٰى لِلْمُسْلِمِيْنَ
"Katakanlah, Ruhulqudus (Jibril) menurunkan Al-Qur'an itu dari Tuhanmu dengan kebenaran, untuk meneguhkan (hati) orang yang telah beriman, dan menjadi petunjuk serta kabar gembira bagi orang yang berserah diri (kepada Allah)". (QS. An-Nahl: 102)
Dan Firman-Nya yang menunjukkan betapa Al-Quran begitu amat bermanfaat untuk mengobati berbagai penyakit jiwa kita, terutama dalam hal ini penyakit semisal mulai lemah semangat berijrah dan sebagainya, sebagaimana terdapat pada ayat berikut:
يٰۤاَ يُّهَا النَّا سُ قَدْ جَآءَتْكُمْ مَّوْعِظَةٌ مِّنْ رَّبِّكُمْ وَشِفَآءٌ لِّمَا فِى الصُّدُوْرِ ۙ وَهُدًى وَّرَحْمَةٌ لِّـلْمُؤْمِنِيْنَ
"Wahai manusia! Sungguh, telah datang kepadamu pelajaran (Al-Qur'an) dari Tuhanmu, penyembuh bagi penyakit yang ada dalam dada, dan petunjuk serta rahmat bagi orang yang beriman". (QS. Yunus 10: Ayat 57)
Dengan dasar ini, wajib bagi kita yang berhijrah fokus mempelajari Al-Quran serta illmu yang bertalian dengannya, agar Allah menjadikan kita kokoh saat berijrah.
4) Terus mempelajari ilmu syar'i.
Sebab kedalaman (faqih) atas ilmu syar’i menjadi salah satu indikator bahwa ia orang yang Allah kehendaki hidup dalam kebaikan. Hal ini sebagaimana sabda Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam:
مَنْ يُرِدْ اللَّهُ بِهِ خَيْرًا يُفَقِّهْهُ فِي الدِّينِ
"Siapa yang dikehendaki Allah menjadi baik, maka akan Allah fakihkan dalam agama". [HSR. Bukhari no.71 dan Muslim 1037]
Maka, alangkah bagusnya apa yang dikatakan oleh Ibnul Jauzi rahimaullah:
اِعْلَمْ أَنَّ أَوَّلَ تَلْبِيْسِ إِبْلِيْسَ عَلَى النَّاسِ صَدُّهُمْ عَنِ العِلْمِ ، لِأَنَّ العِلْمَ نُوْرٌ ؛ فَإِذَا أَطْفَأَ مَصَابِيْحَهُمْ خَبَطَهُمْ فِي الظَلَامِ كَيْفَ شَاءَ
"Ketahuilah, bahwa talbis Iblis yang pertama kepada umat manusia adalah menghalangi mereka dari ilmu agama. Karena ilmu itu adalah cahaya. Sehingga apabila ia telah dapat memadamkan lampu-lampu mereka, maka ia akan dengan mudah membanting mereka ke dalam kegelapan sekehendaknya". (Talbis Iblis hal.309)
Karena itu, paksakan untuk selalu hadir di majelis ilmu Ahlussunnah, betapapun sulitnya keadaannya. Ingat, tanpa ilmu syar'i yang baik, bagaiamana kita akan menjadi kokoh dalam berhijrah.
5) Setiap tertimpa musibah atau cobaan yang mulai menurunkan semangat hijrah, maka fokuskan lagi memahami khususnya beberapa ayat yang terkait dengan ujian dan cobaan.
Seperti beberapa ayat berikut:
اَحَسِبَ النَّا سُ اَنْ يُّتْرَكُوْۤا اَنْ يَّقُوْلُوْۤا اٰمَنَّا وَهُمْ لَا يُفْتَـنُوْنَ، وَلَقَدْ فَتَـنَّا الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِهِمْ فَلَيَـعْلَمَنَّ اللّٰهُ الَّذِيْنَ صَدَقُوْا وَلَيَعْلَمَنَّ الْكٰذِبِيْنَ
"Apakah manusia mengira bahwa mereka akan dibiarkan hanya dengan mengatakan, Kami telah beriman dan mereka tidak diuji?". Dan sungguh, Kami telah menguji orang-orang sebelum mereka, maka Allah pasti mengetahui orang-orang yang benar dan pasti mengetahui orang-orang yang dusta". (QS. Al-'Ankabut: 3)
Dan Firman-Nya:
اَمْ حَسِبْتُمْ اَنْ تَدْخُلُوا الْجَـنَّةَ وَلَمَّا يَعْلَمِ اللّٰهُ الَّذِيْنَ جَاهَدُوْا مِنْكُمْ وَيَعْلَمَ الصّٰبِرِيْنَ
"Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk Surga, padahal belum nyata bagi Allah orang-orang yang berjihad di antara kamu, dan belum nyata orang-orang yang sabar". (QS. Ali 'Imran: 142)
Juga Firman-Nya:
اَيَحْسَبُ الْاِ نْسَا نُ اَنْ يُّتْرَكَ سُدًى ۗ
"Apakah manusia mengira, dia akan dibiarkan begitu saja (tanpa pertanggungjawaban)?". (QS. Al-Qiyamah: 36)
Dengan demikian, selalu bersikap tenanglah saat musibah datang menerpa, karena kadang justru cobaan makin kuat menerpa saat kamu mulai berhijrah.
6) Pilihlah teman yang jelas agamanya, shahih aqidah dan manhajnya.
Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
الرَّجُلُ عَلَى دِينِ خَلِيلِهِ فَلْيَنْظُرْ أَحَدُكُمْ مَنْ يُخَالِلُ
"Seseorang itu tergantung pada agama teman dekatnya. Oleh karena itu, salah satu diantara kalian hendaknya memperhatikan siapa yang dia jadikan sebagai teman dekatnya". [HR. Abu Dawud no.4833 dan Tirmidzi no.2378. Dishohihkan oleh Al Albani rahimahullah dalam Ash-Shahihah 927]
Allah bahkan jauh-jauh hari memperingatkan bahwa diantara faktor yang seringkali menyebabkan seseorang terjerumus ke dalam Neraka adalah karena salah memilih teman dekatnya.
Perhatikan ayat berikut:
وَيَوْمَ يَعَضُّ الظَّالِمُ عَلَى يَدَيْهِ يَقُولُ يَا لَيْتَنِي اتَّخَذْتُ مَعَ الرَّسُولِ سَبِيلاً يَا وَيْلَتَى لَيْتَنِي لَمْ أَتَّخِذْ فُلَاناً خَلِيلاً لَقَدْ أَضَلَّنِي عَنِ الذِّكْرِ بَعْدَ إِذْ جَاءنِي وَكَانَ الشَّيْطَانُ لِلْإِنسَانِ خَذُولاً
"Dan ingatlah ketika orang-orang zalim menggigit kedua tanganya seraya berkata : “Aduhai kiranya aku dulu mengambil jalan bersama Rasul. Kecelakaan besar bagiku. Kiranya dulu aku tidak menjadikan fullan sebagai teman akrabku. Sesungguhnya dia telah menyesatkan aku dari Al-Quran sesudah Al-Quran itu datang kepadaku. Dan setan itu tidak mau menolong manusia". (QS. Al Furqan:27-29)
Syaikh Ibnu-Utsaimin rahimahullah berkata:
ﺍﺣﺮﺹ ﻋﻠﻰ ﺃﻥ ﺗﺼﺤﺐ ﺃﻧﺎﺱ ﺃﻫﻞ ﺧﻴﺮ ﻳﺮﺷﺪﻭﻧﻚ ﺇﺫﺍﻏﻮﻳﺖﻭﻳﻬﺪﻭﻧﻚ ﺍﺫﺍ ﺿﻠﻠﺖ ﻭﻳﺬﻛﺮﻭﻧﻚ ﺍﺫﺍ ﻧﺴﻴﺖ ﻭﻳﻌﻠﻤﻮﻧﻚ ﺍﺫﺍﺟﻬﻠﺖ
"Bersemangatlah dalam berteman dengan orang-orang baik yang senantiasa membimbingmu apabila kamu menyimpang, memberi petunjuk kepadamu apabila kamu tersesat, mengingatkanmu apabila kamu lupa, dan mengajarkanmu apabila kamu belum tahu". (Syarhul Bukhari I:62)
Paman Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam yakni Abu Thalib teresat akibat teman yang salah. Dia menjadikan Abu Jahal sebagai teman dekatnya. Akhirnya sampai saat diujung hayatnya Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam menyeru pada Islam tetap ditolak itu karena pengaruh jahat teman akrabnya, yakni Abu Jahal itu yang menghalangi Abu Thalib meraih hidayah Islam.
7) Jauhi sumber fitnah, baik lingkungan maupun teman yang buruk.
Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
مَنْ سَمِعَ بِالدَّجَّالِ فَلْيَنْأَ عَنْهُ فَوَاللَّهِ إِنَّ الرَّجُلَ لَيَأْتِيهِ وَهْوَ يَحْسِبُ أَنَّهُ مُؤْمِنٌ فَيَتَّبِعُهُ مِمَّا يُبْعَثُ بِهِ مِنَ الشُّبُهَاتِ أَوْ لِمَا يُبْعَثُ بِهِ مِنَ الشُّبُهَاتِ
"Barangsiapa mendengar (kedatangan) Ad-Dajjal, maka hendaklah ia menjauhinya. Demi Allah, sesungguhnya seorang laki-laki akan mendatanginya sedangkan ia menyangka bahwa ia adalah seorang mukmin, tapi kemudian ia mengikuti setiap syubhat yang ditebarkannya". [HR. Abu Dawud no.4321. Dishahihkan oleh al-Albani dalam Al-Misykah no.5488]
Hadits di atas menunjukkan agar kita menjauhkan dari segala perkara yang bisa menyeret pada syubhat atas agama kita. Maka, jangan sekali-kali kita mencoba dekat pada kaum yang suka membawa syubhat.
8) Terus berdoa agar selalu istiqamah di jalan hijrah.
Dulu sekalas Nabi kita shallallahu ‘alaihi wa sallam saja hampir saja cenderung pada bujuk rayu orang musyrik untuk saling bergantian beribadah atas nama toleransi beragama. Mereka ingin bergantian misal pekan ini Nabi kita shallallahu 'alaihi wa sallam menyembah ilah/Tuhan orang musyrik dan pekan depannya orang musyrik gantian akan menyembah Allah.
Tadinya Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam nyaris menyepakati hal ini. Namun, Allah lalu meneguhkan Nabi kita shallallahu 'alaihi wa sallam seraya memperingatkan untuk tidak mengikuti toleransi kebablasan tersebut. Simak masalah ini pada ayat berikut:
وَاِ نْ كَا دُوْا لَيَـفْتِنُوْنَكَ عَنِ الَّذِيْۤ اَوْحَيْنَاۤ اِلَيْكَ لِتَفْتَرِيَ عَلَيْنَا غَيْرَهٗ ۖ وَاِ ذًا لَّا تَّخَذُوْكَ خَلِيْلًا، وَلَوْلَاۤ اَنْ ثَبَّتْنٰكَ لَقَدْ كِدْتَّ تَرْكَنُ اِلَيْهِمْ شَيْـئًـا قَلِيْلًا ۙ، اِذًا لَّاَذَقْنٰكَ ضِعْفَ الْحَيٰوةِ وَضِعْفَ الْمَمَا تِ ثُمَّ لَا تَجِدُ لَـكَ عَلَيْنَا نَصِيْرًا
"Dan mereka hampir memalingkan engkau (Muhammad) dari apa yang telah Kami wahyukan kepadamu, agar engkau mengada-ada yang lain terhadap Kami dan jika demikian tentu mereka menjadikan engkau sahabat yang setia. Dan sekiranya Kami tidak memperteguh (hati)mu, niscaya engkau hampir saja condong sedikit kepada mereka. Jika demikian, tentu akan Kami rasakan kepadamu (siksaan) berlipat ganda di dunia ini dan berlipat ganda setelah mati, dan engkau (Muhammad) tidak akan mendapat seorang penolong pun terhadap Kami". (QS. Al-Isra': 73-75)
Karenanya, jika sekelas Nabi saja demikian keadaannya, maka betapakah lagi sekelas kita ? Maka, tidak aneh Allah mengingatkan kita untuk berdoa seperti doa yang terdapat pada ayat berikut:
رَبَّنَا لَا تُزِغْ قُلُوْبَنَا بَعْدَ اِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِنْ لَّدُنْكَ رَحْمَةً ۚ اِنَّكَ اَنْتَ الْوَهَّا بُ
"Ya Tuhan kami, janganlah Engkau condongkan hati kami kepada kesesatan setelah engkau berikan petunjuk kepada kami, dan karuniakanlah kepada kami rahmat dari sisi-Mu, sesungguhnya Engkau Maha Pemberi". (QS. Ali 'Imran: 8)
Kita juga dituntut banyak membaca do’a berikut:
يَا مُقَلِّبَ الْقُلُوبِ ثَبِّتْ قَلْبِى عَلَى دِينِكَ
"Wahai Dzat yang Maha Membolak-balikkan hati, teguhkanlah hatiku di atas agama-Mu". [HR. Tirmidzi no.3522. Dishahihkan Al Albani rahimahullah dalam Shahih At-Tirmidzi 2792]
وبالله التوفيق وصلى الله على نبينا محمد وآله وصحبه وسلم
_______
Mau dapat Ilmu ?
Mari bergabung bersama GROUP MANHAJ SALAF
Telegram: http://t.me/Manhaj_salaf1
Youtube: http://youtube.com/ManhajSalafTV
Group WhatsApp: wa.me/6289665842579
Twitter: http://twitter.com/ittibarasul1
Instagram: http://Instagram.com/ittibarasul1
Facebook: http://fb.me/ittibarasul1
Share, yuk! Semoga saudara² kita mendapatkan faidah ilmu dari yang anda bagikan dan menjadi pembuka amal² kebaikan bagi anda yang telah menunjukkan kebaikan. آمِينَ.
Posting Komentar untuk "Istiqamah Dalam Hijrah"
Berkomentarlah dengan bijak