Hal-Hal Yang Bisa Memalingkan Seseorang Dari Kebenaran (Bagian 11)

Penghalang yang ke sebelas dari kebenaran, yaitu Hizbiyah (الحزبية).

Apa itu Hizbiyah ? Fanatik terhadap golongan, dimana ia memberikan loyalitas dan permusuhan di atas golongannya. Maka, yang seperti ini adalah merupakan perkara yang sering kali menghalangi seseorang dari kebenaran karena ia lebih fanatik dengan golongannya tersebut.

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah berkata:

وهذا يُبتلى به كثير من الْمُنتسبين إلَى طا ئفة معيَّنة فِي العلم أو إلَى رئيس معظَّم فإ نٌَهم لا يقبلو ن من الد ين رأيًا ورو ايةً إلاَّ ما جاءت به طائفتهم ثُمَّ إنَّهم لا يعلمون ما تو جبه طا ئفتهم مع أن دين اﻹ سلام يو جب اتَّبا ع الْحقَّ مطلقًا من غير تعيين شخص أو طائفة غير الر سو ل صلی الله عليه وسلم

"Dan ini banyak sekali menimpa orang-orang yang menisbatkan diri kepada suatu kelompok tertentu* atau madzhab tertentu, atau kepada pemimpin yang dia ta’ati dalam agama (selain Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam), karena mereka tidak mau menerima dari agama ini, kecuali yang berasal dari kelompok mereka saja sudah itu mereka tidak mengetahui juga apa yang diharuskan oleh kelompok mereka tersebut. Padahal agama Islam mengharuskan mengikuti kebenaran secara mutlak (baik secara riwayat maupun secara pendapat bila memang itu kebenaran) dengan tanpa menentukan harus orang tertentu atau kelompok tertentu selain Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam". (Kitab Iqtadha Ash Ashirathal Mustaqiim 1/86)

Syaikh Muhammad Utsaimin rahimahullah berkata: "Wajib atas penuntut ilmu untuk menjauhi sifat "Kaifiyah wal Hizbiyah", fanatik golongan dimana ia memberikan wala dan bara kepada kelompok tertentu atau kepada golongan tertentu. Yang seperti ini tidak ragu lagi menyelisihi Manhaj Salaf".

Salafush Shalih bukanlah mereka yang membuat golongan-golongan akan tetapi (Salafush Shalih) mereka hanya memberikan loyalitas dan permusuhan di atas aqidah, di atas Iman kepada Allah dan Rasul-Nya.

Kata Syaikh Al Utsaimin rahimahullah:

فلا حز بيَّة، و لا تعدد، ولا موالاة، ولا معاداة إلا على حسب ما جاء فِي الكتاب والسنة فمن النا س مثلاً من يتحزَّ ب لطائفة معينة، يقرر منهجها وًيستدل عليه با لأ دلة الَّتِي فد تكون دليلاً عليه

"Maka, tidak boleh ada Hizbiyah, tidak boleh juga kita membuat kelompok-kelompok yang banyak, tidak pula memberikan loyalitas dan permusuhan, kecuali diatas sesuatu yang sesuai Al-Qur’an dan Sunnah. Diantara manusia (kata beliau) ada yang fanatik kepada suatu kelompok dan menetapkan manhajnya dan ia berdalil dengan suatu dalil yang sebetulnya dalil tersebut tidak mendukungnya.

Tapi kemudian pemahamannya dipaksakan, kenapa ? Karena itu yang sesuai dengan golongan, maka jelas yang seperti ini tidak dibenarkan. (Dalam Kitabul Ilmi hal. 81)

Maka, siapapun orang yang fanatiknya kepada selain Allah dan Rasul-Nya, sulit untuk menerima kebenaran yang berasal dari Allah dan Rasul-Nya, apabila yang membawanya ternyata bukan kelompoknya atau bukan Ustadz yang ia fanatik kepadanya, atau bukan organisasi atau yayasan yang ia menisbatkan diri kepadanya, maka yang seperti ini jelas Hizbiyah.

Jangan sampai menganggap organisasi itu Hizbi tapi ternyata dia fanatik kepada seorang Ustadz dan memberikan wala dan bara kepada Ustadz tersebut, sehingga sebetulnya diapun juga masuk ke dalam Hizbi.

Hizbiyah itu bukan melihat kepada golongan atau melihat kepada organisasi atau yayasan. Karena itu hanyalah wasilah. Tetapi hakekatnya Hizbiyah itu fanatisme, dimana ia memberikan loyalitas dan permusuhan di atasnya. Wallahu A'lam.

Dari kitab yang berjudul "Shawarif ‘Anil Haq", tentang Hal-Hal Yang Bisa Memalingkan Seseorang Dari Kebenaran, ditulis oleh Syaikh Hamd bin Ibrahim Al Utsman hafidzhahullah

Oleh Ustadz Abu Yahya Badrusalam Lc. hafidzahullah

_____
Mau dapat Ilmu ?
Mari bergabung bersama GROUP MANHAJ SALAF

Telegram: http://t.me/Manhaj_salaf1
Youtube: http://youtube.com/ittibarasul1
Group WhatsApp: wa.me/62895383230460
Twitter: http://twitter.com/ittibarasul1
Web: dakwahmanhajsalaf.com
Instagram: http://Instagram.com/ittibarasul1
Facebook: http://fb.me/ittibarasul1

Share, yuk! Semoga saudara² kita mendapatkan faidah ilmu dari yang anda bagikan dan menjadi pembuka amal² kebaikan bagi anda yang telah menunjukkan kebaikan. آمِينَ.

Berbagi :