Derajat Hadits Rasulullah Qunut Shubuh Sampai Meninggal
Oleh Ustadz Berik Said hafidzhahullah
Hadits Tentang Qunut Shubuh Terus-menerus Dan Penjelasan Ringkas Kelemahannya
Hadits yang paling sering dijadikan alasan untuk menetapkan bahwa qunut shubuh terus-menerus dilakukan diantaranya adalah hadits berikut:
Anas bin Malik radhiallahu ‘anhu mengisahkan:
مَا زَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَآلِهِ وَسَلَّمَ يَقْنُتُ فِيْ صَلاَةِ الْغَدَاةِ حَتَّى فَارَقَ الدُّنْيَا
"Terus-menerus Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam qunut pada shalat shubuh sampai beliau meninggal dunia". [HR. Ahmad no.12.657, Thahawi dalam Syarah Ma’aanil Atsar no.1458, Daraquthni II:39 dan lain-lain]
Dalam sanad hadits diatas terdapat seorang periwayat yang bernama Abu Ja’far Ar-Razy yang nama aslinya adalah عيسى بن ماهان بن إسماعيل (Isa bin Mahan bin Isma’il), wafat tahun 160 Hijriyah.
Sesungguhnya beliau sebenarnya dikenal seorang yang jujur, hanya saja dia memiliki beberapa kelemahan dalam hadits yang menjadikan para ahli hadits melemahkannya dan tidak menerima periwayatannya.
Ulama Yang Mengkritisi Abu Ja’far Ar-Razy
Berkata Abu Zur’ah Ar Razi: "Seorang Syaikh yang banyak memiliki kesalahan (dalam meriwayatkan hadits -pent)".
Berkata Ahmad bin Hanbal Nasa’i, dan Ahmad bin Shali Al Jili: "Bukan orang yang kuat (dalam periwayatan hadits)". Dalam kesempatan lain Ahmad bin Hanbal menilai Abu Ja’far Ar-Razy ini sebagai goncang haditsnya.
Ibnu Hubban berkata: "Dia sering menyendiri meriwayatkan hadits-hadits yang munkar dari perawi yang masyhur".
Berkata Ibnu Hajar rahimahullah: "Seorang yang jujur, hanya saja jelek hafalannya terutama jika meriwayatkan dari Syu’bah".
Silahkan bagi yang ingin mendalami tentang kondisi Abu Ja’far Ar-Razy yang sebagiannya telah kami kutip diatas, dapat menelaahnya dalam kitab Rijalul hadits diantaranya: Siyar A’lamun Nubala VII: 346, Tahdziibul Kamal XXV: 5335, Al Ilal dengan periwayatan dari Abdillah no.4578, Al-Abathil wal Manakir I: 73, dan lain-lain.
Atas dasar itulah sejumlah ahlul hadits telah melemahkan hadits diatas, diantaranya kata Ibnul Jauzi dalam Tanqih at Tahqiq II: 439, "Dha’if". Kata Syaikh bin Baaz rahimahullah dalam Fatawa Nur ‘ala Darb-nya X: 245, "Dha’if". Kata Al-Albani rahimahullah dalam Ad-Dha’ifah no.1238, "Munkar". Kata Al-Arna’uth dalam Takhrij Syarhus Sunnah no.639, "Dha’if".
Kesimpulannya, hadits tentang qunut shubuh terus-menerus ini lemah dan bahkan bertentangan dengan hadits lain yang shahih yang menyatakan mengkhususkan qunut shubuh terus-menerus adalah bid’ah.
وبالله التوفيق وصلى الله على نبينا محمد وآله وصحبه وسلم
_____
Mau dapat Ilmu ?
Mari bergabung bersama GROUP MANHAJ SALAF
Telegram: http://t.me/Manhaj_salaf1
Youtube: http://youtube.com/ittibarasul1
Group WhatsApp: wa.me/62895383230460
Twitter: http://twitter.com/ittibarasul1
Web: dakwahmanhajsalaf.com
Instagram: http://Instagram.com/ittibarasul1
Facebook: http://fb.me/ittibarasul1
Share, yuk! Semoga saudara² kita mendapatkan faidah ilmu dari yang anda bagikan dan menjadi pembuka amal² kebaikan bagi anda yang telah menunjukkan kebaikan. آمِينَ.
Posting Komentar untuk "Derajat Hadits Rasulullah Qunut Shubuh Sampai Meninggal"
Berkomentarlah dengan bijak