Ucapan Yang Perlu Diluruskan
Oleh Ustadz Abu Abd rahman bin Muhammad Suud al Atsary hafidzhahullah
Sebagai seorang muslim dituntut untuk tidak berlebihan, baik dalam bicara, bersikap, dan menulis. Terlebih ketika terkena musibah. Tulisan (singkat) ini bukan untuk menambah kesedihan bagi keluarga yang terkena musibah, namun lebih sebagai nasehat.
Kita telah ditinggal wafat Presiden Indonesia, Prof. Ing Burhanuddin Jusuf Habibi (BJ. Habibie).
Dalam satu tulisannya, salah satu keluarga menulis. (Kutipan) Cucu keponakan Habibie menulis: "Eyang, sampai jumpa di keabadian, senang dah bisa ngelepas kangen, salam eyang puteri, bisa berdua-duan lagi. Kita di sini ikhlas asal eyang bahagia -selamat jalan-". (kutipan selesai).
Tulisan ini kelihatan indah (?), dan kalimat yang mirip dan semisal, sering muncul saat-saat "melepas kepergian" orang tercinta. Tidak banyak orang tau, di balik tulisan itu ada kalimat-kalimat yang terkait dengan iman (keyakinan) yang bukan berasal dari Islam, dan tidak seharusnya diucapkan, atau ditulis oleh orang yang memahami aqidah Islam.
Karena tulisan ini hanya bentuk nasehat, tidak kami rinci daftar pustaka, hanya akan kami sertakan rujukan, bila ada yang ingin merujuk langsung ke kitab.
1) Di sini, kita tidak membahas wafatnya Presiden BJ. Habibie secara khusus.
Tentu kita sebagai warga negara merasa bersedih dan berduka atas wafatnya beliau, Ahlus Sunnah wal Jama'ah manusia yang paling adil dalam melihat jasa orang lain. BJ. Habibie, beliau punya jasa pada kaum muslimin, dengan segala kelebihan dan kekurangannya.
2) Yang kita permasalahkan adalah tulisan dan ucapan berlebih sebagian manusia saat terjadi musibah.
Maka dipoint kedua ini, saya akan membantah ucapan yang keliru yang perlu diluruskan: "Keabadian setelah kematian".
Abadi yang dimaksud tulisan di atas, sama sekali tidak berbau islam, boleh jadi diambil dari para Filusuf, atau Bible, atau keyakinan Hindu, atau keyakinan Kapitayan (agama Kejawen).
Pertama, para Filusuf Yunani, dan sebagian Filusuf yang mengaku Islam, seperti Al Farabi, mengatakan bahwa yang dibangkitkan setelah kematian hanya ruh tanpa jasad. Dan roh abadi sebagaimana abadinya tuhan yang universal.
Kedua, Bible Kristen meyakini bahwa setelah kematian seorang hamba akan kembali ke Surga bapa yang kekal. Tidak ada hisab, tidak ada keburukan bagi yang mengikuti ajaran Tuhan (nya), mati langsung Surga. Baik orang jahat maupun baik, asal Iman pada Tuhan. Dan di Surga hidup layaknya Malaikat. Ajaran ini bukan ajaran Isa 'alaihis salam, melainkan ajaran Paulus (Paul). Diajaran kristen ada istilah, kembali ke rumah bapa di Surga. Dan tidak ada hisab dan alam kubur.
Ketiga, Hindu meyakini adanya inkarnasi, sampai nanti ada ajaran moksa, yakni keabadian setelah kesengsaraan di dunia.
Keempat, ajaran Kapitayan, meyakinkan keabadian dengan istilah suwung (kosong) maka seorang di dunia bisa berbuat apapun, asal selaras dengan alam, karena akhir semua yang ada adalah kehampaan (suwung).
Sementara Islam, memandang kematian sebagai awal dari semua perjalanan hidup manusia di akhirat. Seorang muslim tidak berakhir hidupnya dengan kematian. Kematian adalah awal, sampai manusia menuju dua negeri, yakni Surga bagi yang shalih dan Neraka sebagai balasan setimpal bagi orang kafir.
Di sana, ada barzakh, ada kebangkitan setelah mati, ada mahsyar, ada hisab, syafaat, ada kitab catatan, mizan, jembatan, baru Surga dan Neraka.
Maka kita bertanya pada penulis yang menulis: "Sampai jumpa di alam keabadian". Ini dari Islam?, jawab bahkan tidak ada bau Islam di sana. Seakan setelah mati, tidak ada hisab, tidak ada tangung jawab. Bahkan bisa berdua-duaan dengan kekasih di dunia. Keyakinan ini bukan dari islam.
Namun, berapa banyak yang meyakini demikian dari kalangan orang yang ngaku islam? Jawabnya banyak. Hidup hura-hura, kaya raya, bila perlu tumpuk maksiat, dan mati dengan damai di sisi tuhan, ini ajaran nasrani yang di ambil dari para filusuf yunani, Waiyadzubillah.
Islam memandang tentang keabadian dan juga negeri akhirat.
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:
وَقَالُوا لَنْ تَمَسَّنَا النَّارُ إِلَّا أَيَّامًا مَعْدُودَةً ۚ قُلْ أَتَّخَذْتُمْ عِنْدَ اللَّهِ عَهْدًا فَلَنْ يُخْلِفَ اللَّهُ عَهْدَهُ ۖ أَمْ تَقُولُونَ عَلَى اللَّهِ مَا لَا تَعْلَمُونَ بَلَىٰ مَنْ كَسَبَ سَيِّئَةً وَأَحَاطَتْ بِهِ خَطِيئَتُهُ فَأُولَٰئِكَ أَصْحَابُ النَّارِ ۖ هُمْ فِيهَا خَالِدُونَ وَالَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ أُولَٰئِكَ أَصْحَابُ الْجَنَّةِ ۖ هُمْ فِيهَا خَالِدُونَ
"Dan mereka berkata, "Neraka tidak akan menyentuh kami kecuali beberapa hari saja". Katakanlah, "Sudahkah kamu menerima janji dari Allah sehingga Allah tidak akan mengingkari janji-Nya, ataukah kamu mengatakan tentang Allah, sesuatu yang tidak kamu ketahui?". Bukan demikian. Barangsiapa berbuat keburukan dan dosanya telah menenggelamkannya, maka mereka itu penghuni Neraka. Mereka kekal di dalamnya. Dan orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan, mereka itu penghuni Surga. Mereka kekal di dalamnya". (QS. Al Baqarah: 80-82).
Allah Subhanahu wa Ta'ala juga berfirman:
فَأَمَّا الَّذِينَ شَقُوا فَفِي النَّارِ لَهُمْ فِيهَا زَفِيرٌ وَشَهِيقٌ خَالِدِينَ فِيهَا مَا دَامَتِ السَّمَاوَاتُ وَالْأَرْضُ إِلَّا مَا شَاءَ رَبُّكَ ۚ إِنَّ رَبَّكَ فَعَّالٌ لِمَا يُرِيدُ وَأَمَّا الَّذِينَ سُعِدُوا فَفِي الْجَنَّةِ خَالِدِينَ فِيهَا مَا دَامَتِ السَّمَاوَاتُ وَالْأَرْضُ إِلَّا مَا شَاءَ رَبُّكَ ۖ عَطَاءً غَيْرَ مَجْذُوذٍ
"Maka adapun orang-orang yang sengsara, maka (tempatnya) di dalam Neraka, di sana mereka mengeluarkan dan menarik nafas dengan merintih. Mereka kekal di dalamnya selama ada langit dan bumi, kecuali jika Tuhanmu menghendaki (yang lain). Sungguh, Tuhanmu Maha Pelaksana terhadap apa yang Dia kehendaki. Dan adapun orang-orang yang berbahagia, maka (tempatnya) di dalam Surga, mereka kekal di dalamnya selama ada langit dan bumi, kecuali jika Tuhanmu menghendaki (yang lain), sebagai karunia yang tidak ada putus-putusnya". (QS. Hud: 106-108).
Didalam ayat lain Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:
إِلَّا مَنْ تَابَ وَآمَنَ وَعَمِلَ صَالِحًا فَأُولَٰئِكَ يَدْخُلُونَ الْجَنَّةَ وَلَا يُظْلَمُونَ شَيْئًا جَنَّاتِ عَدْنٍ الَّتِي وَعَدَ الرَّحْمَٰنُ عِبَادَهُ بِالْغَيْبِ ۚ إِنَّهُ كَانَ وَعْدُهُ مَأْتِيًّا لَا يَسْمَعُونَ فِيهَا لَغْوًا إِلَّا سَلَامًا ۖ وَلَهُمْ رِزْقُهُمْ فِيهَا بُكْرَةً وَعَشِيًّا تِلْكَ الْجَنَّةُ الَّتِي نُورِثُ مِنْ عِبَادِنَا مَنْ كَانَ تَقِيًّا
"Kecuali orang yang bertobat, beriman, dan mengerjakan kebajikan, maka mereka itu akan masuk Surga dan tidak dizalimi (dirugikan) sedikit pun, yaitu Surga 'Adn yang telah dijanjikan oleh Tuhan Yang Maha Pengasih kepada hamba-hamba-Nya, sekalipun (Surga itu) tidak tampak. Sungguh, (janji Allah) itu pasti ditepati. Di dalamnya mereka tidak mendengar perkataan yang tidak berguna, kecuali (ucapan) salam. Dan di dalamnya bagi mereka ada rezeki pagi dan petang. Itulah Surga yang akan Kami wariskan kepada hamba-hamba Kami yang selalu bertakwa". (QS. Maryam: 60-63).
Wahai kaum muslimin, pelajarilah agamamu, sehingga engkau tidak butuh untuk mengambil keyakinan dari agama kafir dan atau musyrik.
Terkait adab dengan orang tua terutama, ada kalimat janggal, yang bagi orang yang memiliki kebaktian pada orang tua tidak akan terucap: "Kita di sini ikhlas asal eyang bahagia -selamat jalan". Kalimat ini indah tapi tidak beradab.
Dan itupula yang terjadi dibanyak sikap anak pada orang tua saat ini, terutama ketika orang tua lemah, sakit, dan butuh perhatian. Kata ikhlas, yang tidak merujuk pada maknanya. Seakan mau mengatakan: "Segeralah mati, daripada menyusahkan anak".
Wahai anak, durhaka engkau bila begitu pada orang tuamu. Bedanya antara kasih sayang anak dengan orang tua. Orang tua, saat anak sakit, apalagi sekarat, ia tidak memilih kematian anak sebagai opsi. Namun, bagaimana anak bisa sembuh.
Namun, hari ini anak, bila menghadapi kondisi orang tua yang sakit, lemah, dan sekarat. Kenapa yang selalu muncul opsi, kita ikhlas kalau orang tua dipundut (diambil) sama yang kuasa. Yakni, segeralah mati, agar tidak merepotkan anak, inilah ikhlas menurut anak durhaka.
Semoga difahami tulisan singkat ini, sebagai nasehat
Semoga Allah Subhanahu wa Ta'ala memberi kita semua kebaikan dan keteguhan Iman.
Kami dapat faidah yang banyak dari kitab Imam Ibnu Qayyim, Kitab Ighasatu Lahafan.
🔰 @Manhaj_salaf1
•┈┈•••○○❁🌻💠🌻❁○○•••┈┈•
Mau dapat Ilmu ?
Mari bergabung bersama GROUP MANHAJ SALAF
📮 Telegram : http://t.me/Manhaj_salaf1
📱 Whatshapp : 089665842579
🌐 Web : dakwahmanhajsalaf.com
📷 Instagram : bit.ly/ittibarasul1
🇫 Fanspage : fb.me/ittibarasul1
Share, yuk! Semoga saudara² kita mendapatkan faidah ilmu dari yang anda bagikan dan menjadi pembuka amal² kebaikan bagi anda yang telah menunjukkan kebaikan. آمِينَ.
Ustadz tolong beri materi tentang siapa sebenarnya Al Farabi Ibnu Sina menurut Islam
BalasHapusJazakallah Khoir