Menanggapi Isyu Berita Terutama Yang Dapat Menimbulkan Fitnah Di Kalangan Kaum Muslimin
Oleh Ustadz Berik Said hafidzhahullah
1) Pastikan validitas sumber informasinya dan jangan terpancing menanggapi atau menshare sebelum yakin validitas keshahihan sumber beritanya.
Allah Ta'ala berfirman:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِنْ جَاءَكُمْ فَاسِقٌ بِنَبَإٍ فَتَبَيَّنُوا أَنْ تُصِيبُوا قَوْمًا بِجَهَالَةٍ فَتُصْبِحُوا عَلَى مَا فَعَلْتُمْ نَادِمِينَ
“Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti, agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu”. (QS. Al Hujurat: 6)
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
كَفَى بِالْمَرْءِ كَذِبًا أَنْ يُحَدِّثَ بِكُلِّ مَا سَمِعَ
“Cukuplah seseorang dikatakan sebagai pendusta apabila dia mengatakan semua yang ia dengar”. [HR. Muslim no.7]
2) Selalu ingat bahwa menyampaikan atau ikut berbicara suatu berita besar apalagi menyangkut fitnah yang berskala besar yang belum diyakini keshahihannya adalah termasuk dosa besar.
Allah Ta'ala berfirman:
إِذْ تَلَقَّوْنَهُ بِأَلْسِنَتِكُمْ وَتَقُولُونَ بِأَفْوَاهِكُمْ مَا لَيْسَ لَكُمْ بِهِ عِلْمٌ وَتَحْسَبُونَهُ هَيِّنًا وَهُوَ عِنْدَ اللَّهِ عَظِيمٌ
“(Ingatlah) di waktu kamu menerima berita bohong itu dari mulut ke mulut dan kamu katakan dengan mulutmu apa yang tidak kamu ketahui (hakekat masalahnya) sedikit juga, dan kamu menganggapnya suatu yang ringan saja, padahal disisi Allah (hal ini adalah) perkara yang besar". (QS. an-Nuur: 15)
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
إِنَّ الرَّجُلَ لَيَتَكَلَّمُ بِالْكَلِمَةِ مِنْ سَخَط اللَّهِ، لَا يَدْرِي مَا تَبْلُغ، يَهْوِي بِهَا فِي النَّارِ أبْعَد مَا بَيْنَ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ
“Sesungguhnya seorang lelaki benar-benar mengucapkan suatu kalimat yang dimurkai oleh Allah tanpa disadarinya yang menyebabkan dirinya tercampakkan ke neraka lebih dalam daripada jarak antara bumi dan langit". [HR. Bukhari no.6478]
3) Selalu mengingat bahwa ikut menshare berita dusta yang telah diketahui kedustaannya yang bukan berniat mengingatkan umat akan kabar dusta itu termasuk bersiap menerima adzab pedih dari Allah.
Dalam hal ini termasuk menshare hadits lemah dan palsu yang tidak bertujuan mengingatkan akan bahayanya, atau menyebarkan suatu kesyirikan dan kebid’ahan.
Allah Ta’ala berfirman:
إِنَّ الَّذِينَ جَاءُوا بِالإفْكِ عُصْبَةٌ مِنْكُمْ لَا تَحْسَبُوهُ شَرًّا لَكُمْ بَلْ هُوَ خَيْرٌ لَكُمْ لِكُلِّ امْرِئٍ مِنْهُمْ مَا اكْتَسَبَ مِنَ الإثْمِ وَالَّذِي تَوَلَّى كِبْرَهُ مِنْهُمْ لَهُ عَذَابٌ عَظِيمٌ
"Sesungguhnya orang-orang yang membawa ifki (berita bohong/isyu) adalah dari golongan kamu juga. Janganlah kamu kira berita bohong itu buruk bagi kamu, bahkan ia adalah baik bagi kamu. Tiap-tiap seseorang dari mereka mendapatkan balasan dari dosa yang dikerjakannya dan barangsiapa diantara mereka yang mengambil bagian yang terbesar dalam penyiaran berita bohong itu, baginya adzab yang besar." (QS. An Nuur: 11).
Saat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mendapat wahyu lewat mimpi yang di dalamnya beliau bersama Malaikat yang mengantarnya melihat neraka, di situ diantara salah satu adzab berat yang beliau saksikan adalah seseorang yang dimulutnya dimasukkan pengait dari besi, lalu ditarik keras-keras hingga robek pipinya hingga tengkuknya. Dan itu terus dilakukan berulangkali sampai hari kiamat. Allahul Musta’an. Na’uudzu billaahi min dzaalik..
Saat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bertanya ke Malaikat tentang dosa apa yang dilakukan orang tersebut sehingga mendapat adzab sedemikian dahsyat? Malaikat menjawab:
فإنَّه رَجُلٌ كَذَّابٌ، يَكذِبُ الكِذْبةَ فتُحمَلُ عنه في الآفاقِ، فهو يُصنَعُ به ما رَأَيتَ إلى يومِ القيامةِ، ثُمَّ يَصنَعُ اللهُ به ما شاء
"Dia adalah seorang pendusta. Dia suka membuat kedustaan yang lalu ia sebarkan/share (kedustaan tersebut) ke seluruh penjuru dunia. Dia dihukum seperti itu sampai hari kiamat, kemudian Allah memperlakukan orang tersebut sesuai yang Dia kehendaki.” [HR. Ahmad no.20165, dan lain-lain. Kata al Albani rahimahullah dalam Shahihul Jaami’ 3462: “shahih“]
4) Apalagi jika berita itu menyangkut orang beriman yang selama ini dikenal baik dari sisi manhaj maupun aqidah dan akhlaknya, maka selalu didahulukan berbaik sangka terlebih dahulu dan jangan suka mencari-cari kesalahannya.
Allah Ta’ala berfirman:
لَوْلا إِذْ سَمِعْتُمُوهُ ظَنَّ الْمُؤْمِنُونَ وَالْمُؤْمِنَاتُ بِأَنْفُسِهِمْ خَيْرًا وَقَالُوا هَذَا إِفْكٌ مُبِينٌ
“Mengapa di waktu kamu mendengar berita bohong itu, orang-orang mu’minin dan mu’minat tidak berprasangka baik terhadap diri mereka sendiri, dan (mengapa tidak) berkata ini adalah berita bohong yang nyata.” (QS. An-Nuur: 12)
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
إِيَّا كُمْ وَالظَّنَّ فَإِنَّ الظَّنَّ أَكْذَبُ الْحَدِيْثِ وَلاَ تَحَسَّسُوا وَلاَ تَجَسَّسُوا وَلاَ تَحَاسَدُوا وَلاَتَدَابَرُوا وَلاَتَبَاغَضُوا وَكُوْنُواعِبَادَاللَّهِ إحْوَانًا
“Berhati-hatilah kalian dari sifat berprasangka buruk, karena prasangka buruk adalah sedusta-dusta ucapan. Janganlah kalian saling mencari berita kejelekan orang lain, saling memata-matai, saling mendengki, saling membelakangi, dan saling membenci. Jadilah kalian hamba-hamba Allah yang bersaudara” [HR. Bukhari no.6064 dan Muslim no.2563]
5) Haram mengungkit-ungkit aib orang lain, masa lalu -apalagi senang mengetahui aib orang lain dan menjadikannya sasaran ghibah- bila telah diketahui ia telah bertaubat atau ada indikasi kuat telah bertaubat.
Allah Ta’ala berfirman:
إِنَّ الَّذِينَ يُحِبُّونَ أَنْ تَشِيعَ الْفَاحِشَةُ فِي الَّذِينَ آمَنُوا لَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ فِي الدُّنْيَا وَاْلآخِرَةِ
“Sesungguhnya orang-orang yang menyenangi tersebarnya perbuatan keji dikalangan orang-orang beriman, mereka memperoleh adzab yang pedih di dunia dan diakhirat..“ (QS. An-Nur: 19)
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
كلُّ ابنِ آدمَ خطَّاءٌ ، وخيرُ الخطًّائينَ: التَّوَّابونَ
“Setiap manusia banyak berbuat salah (dosa). Dan sebaik-baik dari orang-orang banyak berbuat salah (dosa) adalah orang-orang yang banyak bertaubat”. [HR. Tirmidzi no.2499 dan lain-lain. Kata al Albani rahimahullah dalam Takhrij Misykaatul Mashabih 2280: “hasan”.]
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda:
وَمَنْ سَتَرَ مُسْلِمًا سَتَرَهُ اللهُ فيِ الدُّنْيَا وَاْلآخِرَةِ،
“Barangsiapa yang menutup aib seorang muslim, niscaya Allah akan menutup aibnya di dunia dan kelak di akhirat.“ [HR. Muslim no.2699]
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda:
وَلاَ تَتَّبِعُوْا عَوْرَاتِهِمْ، فَإِنَّهُ مَنْ تَتَبَّعَ عَوْرَةَ أَخِيْهِ الْمُسْلِمِ تَتَبَّعَ اللهُ عَوْرَتَهُ، وَمَنْ يَتَّبِعِ اللهُ عَوْرَتَهُ، يَفْضَحْهُ وَلَوْ فِي جَوْفِ رَحْلِهِ
“...jangan mencari-cari aib mereka, karena orang yang suka mencari-cari aib saudaranya sesama muslim, Allah akan mencari-cari aibnya. Dan siapa yang dicari-cari aibnya oleh Allah, niscaya Allah akan membongkarnya walau ia berada di tengah tempat tinggalnya.” [HR. Tirmidzi no.2032. Kata Syaikh Muqbil rahimahullah dalam ash Shahihul Musnad 725: ”hasan”].
Walhamdu lillaahi rabbil 'aalamiin, wa shallallahu 'alaa Muhammadin..
🔰 @Manhaj_salaf1
•┈┈•••○○❁🌻💠🌻❁○○•••┈┈•
Mau dapat Ilmu ?
Mari bergabung bersama GROUP MANHAJ SALAF
📮 Telegram : http://t.me/Manhaj_salaf1
📱 Whatshapp : 089665842579
🌐 Web : dakwahmanhajsalaf.com
📷 Instagram : instagram.com/ittibarasul1
🇫 Fanspage : fb.me/ittibarasul1
Share, yuk! Semoga saudara² kita mendapatkan faidah ilmu dari yang anda bagikan dan menjadi pembuka amal² kebaikan bagi anda yang telah menunjukkan kebaikan. آمِينَ.
Posting Komentar untuk "Menanggapi Isyu Berita Terutama Yang Dapat Menimbulkan Fitnah Di Kalangan Kaum Muslimin"
Berkomentarlah dengan bijak