Doa Sebelum Makan Dan Minum
Oleh Ustadz Berik Said hafidzhahullah
Doa sebelum makan dan minun yang terkenal tetapi lemah. Yang sangat dikenal adalah dengan doa berikut:
اللَّهُمَّ بارِكْ لَنا فِيما رَزَقْتَنا وَقِنا عَذَابَ النَّارِ بسم اللَّهِ
Penjelasan hadits di atas, hadits tersebut selengkapnya sebagai berikut, Abdullah bin ‘Amru radhiallahu ‘anhuma menceritakan:
عنِ النَّبيِّ صلَّى اللَّهُ عليهِ وسلَّمَ أنَّهُ كانَ يقولُ في الطَّعامِ إذا قُرِّبَ إليهِ قال: اللَّهمَّ بارِك لنا فيما رزقتَنا وقِنا عذابَ النَّارِ بسمِ اللَّهِ
"Dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam: bahwa ketika makanan didekatkan kepadanya, beliau biasa mengucapkan "Allahumma barik lana fima razaqtana waqina adzabannar". [HR. Thabrani dalam ad Du'aa 814, Ibnu Suni dalam 'Amalul Yaum wa al Lailah 456]Dalam mata rantai sanadnya terdapat rawi yang bernama ابن أبي الزعيزعة (Ibnu Abi Az Zu’aiziah). Orang ini telah dikecam dengan pedas oleh sejumlah kritikus hadits handal yang sebagainya kami kutipkan pada sub fasal berikut.
Kritikan Para Kritikus Hadits Atas Ibnu Abi Az Zu'aiziah.
Kata Imam Bukhari rahimahullah sebagaimana dikutip oleh Al-Hafizh rahimahullah dalam Lisaanul Mizan VII:136, "منكر الحديث (orang yang munkar haditsnya)". Kata Imam Abi Hatim rahimahullah sebagaimana dikutip oleh adz Dzahabi rahimahullah dalam Mizaanul I'tidal III:549, "منكر الحديث جدا (teramat munkar haditsnya)". Kata Ibnu Qaisirani rahimahullah dalam Dakhiiratul Huffazh II:852, "Munkar". Bahkan Ibnu Hibban rahimahullah dalam Al-Majruuhiin II:289 menyebut Ibnu Abi Az Zu'aiziah sebagai “دجال من الدجاجلة كان يروى الموضوعات (seorang dajjal diantara sekian banyak dajjal. Dia terbiasa meriwayatkan hadits-hadits palsu)". Atas dasar itu, maka tidak heran bila Syaikh Saalim Al-Hilaali hafidzhahullah dalam Kitabnya Shahih Al-Adzkar wa Dhaifihi 638 mengkategorikan hadits ini sebagai "Dhaif".Doa yang seharusnya dibaca saat makan dan minum sebagai berikut, dari ‘Aisyah radhiallahu ‘anha, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إِذَا أَكَلَ أَحَدُكُمْ فَلْيَذْكُرِ اسْمَ اللَّهِ تَعَالَى فَإِنْ نَسِىَ أَنْ يَذْكُرَ اسْمَ اللَّهِ تَعَالَى فِى أَوَّلِهِ فَلْيَقُلْ بِسْمِ اللَّهِ أَوَّلَهُ وَآخِرَهُ
“Apabila salah seorang di antara kalian makan, maka hendaknya ia membaca Bismillaah. Jika ia lupa untuk menyebut nama Allah Ta’ala di awal, hendaklah ia membaca, “Bismillaahi awwalahu wa aakhirohu (dengan nama Allah pada awal dan akhirnya)". [HR. Abu Daud no.3767, Tirmidzi no.1858, Ibnu Majah no.3264]
Derajat Hadits Diatas
Ada beberapa kritikus hadits yang mendhaifkannya (melemahkannya) dikarenakan hadits Ini munqothi (terputus rangkaian sanadnya). Diantaranya hal ini dikatakan oleh Imam Al-Buushiri rahimahullah dalam Mishbaahuz Zujaajah (IV:9), dan Syaikh Muqbil rahimahullah dalam Ahaadits Mu'allah (457).Hanya saja Salim Al-Hilali hafidzhahullah pakar hadits murid senior Syaikh Al Albani rahimahullah mengatakan bahwa hadits ini memiliki banyak jalur penguat, diantaranya adalah yang diriwayatkan oleh Abdullah bin Mas'ud radhiallahu 'anhu secara marfu (bersambung hingga Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam) yang diketengahkan oleh Ibnu Hibban dalam Al-Mawaarid 1340, Ibnu Suni 461 dan Thabrani dalam Al-Kabir 10.354. Sanadnya shahih, seluruh perawinya dapat dipercaya. Dengan demikian hadits ini berderajat shahih karena adanya banyak jalur pendukungnya. Demikian penjelasan beliau dalam Shahih Al-Adzkar wa Dhaifihi II:580-581, no.636.
Disamping itu memang sejumlah ahli hadits telah menshahihkannya, diantaranya kata Turmudzi no.1858, "Hasan Shahih". Kata Al Albani rahimahullah dalam at Ta'liiqqot ar Radhiyyah III:78, "Hasan", sementara dalam Shahih At-Turmudzi no.1858, Shahih Ibni Majah no.2659, dan Shahih al Jaami' no.1323 beliau menyebutnya "Shahih".
Apakah dianjurkan tambahan lafadz "Ar Rahmaanir Rahiim" setelah membaca "Bismillah" sebelum makan dan minum ini ataukah cukup "Bismillah" saja tanpa tambahan redaksi "Ar Rahmaanir Rahiim" ?
Jawaban atas masalah ini, hadits shahih di atas jelas menunjukkan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam hanya membaca "Bismillah" saja tanpa tambahan "Ar Rahmaanir Rahiim".
Untuk memperkuat ini, Syaikh Al Albani rahimahullah membawakan hadits berikut. Seorang pelayan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menceritakan:
أنه كان يسمع النبي صلى الله عليه وسلم إذا قٌرب إليه الطعام يقول: بسم الله
"Adalah dia (pelayan Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam) mendengar bila beliau dihidangkan kepadanya makanan, beliau mengucapkan Bismillah". [HR.Ahmad 16.159 dishahihkan oleh Al Albani rahimahullah dalam As-Shahihah 71 dan dalam Al-Kalim At-Thayyib 190]
Setelah membawakan hadits tersebut, maka Syaikh Al Albani rahimahullah menyatakan:
وفي هذا الحديث أن التسمية في أول الطعام بلفظ (بسم الله) لا زيادة فيها, وكل الأحاديث الصحيحة التي وردت في الباب -كهذا الحديث- ليس فيها الزيادة ، ولا أعلمها وردت في حديث ، فهي بدعة عند الفقهاء
"Dalam hadits ini terkandung suatu petunjuk bahwa membaca tasmiyah di permulaan makan adalah Bismillah dan tidak ada tambahan padanya. Dan semua hadits-hadits shahih yang diriwayatkan dalam bab ini, seperti hadits ini, tidak ada tambahan di dalamnya. Dan saya belum pernah mengetahui sepotong haditspun yang didalamnya menyebutkan tambahan tersebut, maka hal ini termasuk bid'ah di sisi Ulama ahli fiqh". (Silsilah As-Shahihah I:152-153)
Ada satu doa akan makan yang shahih sebenarnya selain bacaan bismillah, yakni sebagaimana yang terdapat dalam hadits, dari Ibnu ‘Abbas radhiallahu ‘anhu mengatakan bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
مَنْ أَطْعَمَهُ اللَّهُ الطَّعَامَ فَلْيَقُلِ اللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِيهِ وَأَطْعِمْنَا خَيْرًا مِنْهُ
"Barangsiapa yang Allah beri makan hendaknya ia berdoa Allahumma baariklana fiihi wa zidna minhu (Ya Allah, berkahilah kami padanya dan berilah kami makan yang lebih baik darinya)". [HR. Turmudzi no.3455, Abu Dawud no.3730, Majah no.3322]
Kata Turmudzi 3455, "Hasan". Al Albani rahimahullah memberi catatan yang sama dengan at Turmudzi rahimahullah tersebut, demikian pula dalam Shahih Abu Dawud 3730. Kata al Hafizh rahimahullah dalam al Futuhut ar Rabaaniyyah V:238, "Hasan". Kata Ahmad Syakir rahimahullah dalam tahqiqnya atas Musaad Ahmad III:303, "Isnadnya Shahih".
Kesimpulan
1) Doa saat akan makan dan minum adalah cukup Bismillah saja tanpa tambahan Ar-Rahmaan Ar-Rahiim.
2) Tambahan redaks Ar-Rahmaan Ar-Rahiim setelah Bismillah dalam doa saat akan makan dan minum adalah bid'ah.
3) Doa sebelum makan dengan redaksi اللَّهُمَّ بارِكْ لَنا فِيما رَزَقْتَنا وَقِنا عَذَابَ النَّارِ. adalah hadits lemah, maka mengamalkannya adalah bid'ah.
4) Kalaupun mau boleh dengan menggunakan doa yang shahih berikut, اللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِيهِ وَأَطْعِمْنَا خَيْرًا مِنْهُ
وبالله التوفيق وصلى الله على نبينا محمد وآله وصحبه وسلم
_____
Mau dapat Ilmu ?
Mari bergabung bersama GROUP MANHAJ SALAF
Telegram: http://t.me/Manhaj_salaf1
Youtube: http://youtube.com/ittibarasul1
Group WhatsApp: wa.me/62895383230460
Twitter: http://twitter.com/ittibarasul1
Instagram: http://Instagram.com/ittibarasul1
Facebook: http://fb.me/ittibarasul1
Share, yuk! Semoga saudara² kita mendapatkan faidah ilmu dari yang anda bagikan dan menjadi pembuka amal² kebaikan bagi anda yang telah menunjukkan kebaikan. آمِينَ.
enak kali bilang bid'ah, bid'ah itu sesat tempatnya di neraka apa anda tega bilang seperti itu? ada hadist nya tentang doa makan tersebut ada yg lebih panjang hadistnya sahih
BalasHapusاللَّهُمَّ بارِكْ لَنا فِيما رَزَقْتَنا وَقِنا عَذَابَ النَّارِ
munculnya hadist lemah/da'if itu karena salah kitab, kitabnya tentang suami dan istri
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
HapusIya seperti itu kok dibilang bid'ah.. bid'ah itu kalau ibadah maghdoh
BalasHapusBetul..kekeliruan terbesar adalah ketika tdk bs membedakan mana mahdoh mana bukan
HapusAneh komen ini. Dalam penjelasan ini dikatakn dhoif bukan bid'ah.
BalasHapusMasa supaya ga bid'ah ya ga usah makan, dikit2 bid'ah,
BalasHapusAlangkah sempitnya analisa istimbth hukum dari pemilik web ini. Jangan2 pengelola bukan berlatar ilmu agama. Apalgi hanya berpatokan kpd Syeikh Albani yang wafat tahun 1999. Beliau jelas bukan pakar hadits era salaf. Apa yg disohihkan para uama hadits terdahulu, beliau dhoifkan dan sebaliknya. Memahami hadits harus komprehensif dan menyeluruh. Dalam ilmu hdits ada metode aljam'u, bukan sekedar membandingkan, apalagi tanpa ilmu. Lg pula, sangat tidak logis, kalaupun menambah kata Arrohmaan dan Arrohiim adalah bidah dan msuk neraka. Jelas bukan Rasulullahnya yg salah, tp para penggali hukumnya yg tdk komprehensihif memahami masalah.
BalasHapusSemoga kaum muslimin diberi-Nya taufiq untuk menggigit Sunnah.
BalasHapusMaa Sya Allah,,,, Jazakillahu Khairan katziiran,,, Syukron Ilmunya UztadU 🙏
BalasHapusAda satu doa akan makan yang shahih sebenarnya selain bacaan bismillah, yakni sebagaimana yang terdapat dalam hadits, dari Ibnu ‘Abbas radhiallahu ‘anhu mengatakan bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
BalasHapusمَنْ أَطْعَمَهُ اللَّهُ الطَّعَامَ فَلْيَقُلِ اللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِيهِ وَأَطْعِمْنَا خَيْرًا مِنْهُ
"Barangsiapa yang Allah beri makan hendaknya ia berdoa Allahumma baariklana fiihi wa zidna minhu (Ya Allah, berkahilah kami padanya dan berilah kami makan yang lebih baik darinya)". [HR. Turmudzi no.3455, Abu Dawud no.3730, Majah no.3322]
mau tanya ustadz ini bacaan yg benar nya yang tulisan arab apa yang latin ya,,soalnya berbeda takut merubah maknanya
Ini web manhaj salaf atau manhaj salah ?
BalasHapuspadahal tinggal cek tentang perawi yg dimaksud, munkarul hadis kata imam bukhari. kalau hadis serupa lainnya berbeda lafal doa kalau diperhatikan secara utuh
BalasHapushttp://hadithtransmitters.hawramani.com/%D9%85%D8%AD%D9%85%D8%AF-%D8%A8%D9%86-%D8%A7%D8%A8%D9%8A-%D8%A7%D9%84%D8%B2%D8%B9%D9%8A%D8%B2%D8%B9%D8%A9/