Aqidah & Manhaj -Kaidah Yang Ke 14-
Mereka Ahlussunnah meyakini bahwa mengikuti hawa nafsu dalam masalah kebid’ahan itu akan merusak agama lebih berat daripada mengikuti hawa nafsu dalam masalah syahwat, walaupun dua-duanya berat. Bukan berarti bahwa melakukan hawa nafsu dalam syahwat itu di anggap remeh, tidak.
Akan tetapi kalau di banding-bandingkan mana yang lebih berat antara mengikuti hawa nafsu dalam masalah kebid’ahan, dimana seseorang beribadah sesuai dengan seleranya dan hawa nafsunya, sehingga kemudian ia membuat-buat ibadah yang tidak disyari’atkan atau membuat-buat keyakinan sesuai dengan akalnya saja. Sehingga merubah ketentuan syari’at. Mana yang lebih besar antara orang yang itu dengan orang yang mengikuti hawa nafsu dalam syahwat, seperti misalnya berzina ataupun yang lainnya.
Maka Ahlussunnah memandang bahwa mengikuti hawa nafsu dalam masalah yang pertama untuk kebid’ahan itu lebih berat.
Kenapa? Karena itu bisa merusak-rusak aqidah, merusak agama, merusak ketentuan syari’at. Sedangkan syahwat itu hanya merusak pribadi orangnya saja, tidak sampai merusak agama dien ini, walaupun kedua-duanya merupakan perkara yang berat yang bisa menjerumuskan pelakunya ke dalam api neraka.
Kenapa demikian? Karena yang pertama ini sudah kita sebutkan bisa merusak agama. Dan itulah yang menyebabkan orang-orang ahli kitab dan orang-orang musyrikin kafir kepada kebenaran.
Allah Ta'ala berfirman:
فَإِنْ لَمْ يَسْتَجِيبُوا لَكَ فَاعْلَمْ أَنَّمَا يَتَّبِعُونَ أَهْوَاءَهُمْ ۚ وَمَنْ أَضَلُّ مِمَّنِ اتَّبَعَ هَوَاهُ بِغَيْرِ هُدًى مِنَ اللَّهِ ۚ إِنَّ اللَّهَ لَا يَهْدِي الْقَوْمَ الظَّالِمِينَ
"Maka jika mereka tidak menjawab (tantanganmu), maka ketahuilah bahwa mereka hanyalah mengikuti keinginan mereka. Dan siapakah yang lebih sesat daripada orang yang mengikuti keinginannya tanpa mendapat petunjuk dari Allah sedikitpun? Sungguh, Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim". (QS. Al Qasas: 50).
Disini Allah mengatakan, bahwa orang yang paling sesat itu adalah orang yang mengikuti hawa nafsunya dan tidak mau mengikuti petunjuk, tidak mau mengikuti hidayah, tidak mau mengikuti dien yang Allah turunkan karena lebih mengikuti nenek moyang atau keyakinan-keyakinan, bapak-bapak atau pendeta-pendeta mereka dan yang lainnya.
Inilah yang disebut dengan hawa nafsu dalam dien dengan kebid’ahan dan pemikiran-pemikiran yang menyesatkan. Allah mengatakan bahwa adakah orang yang paling sesat atau lebih sesat dari orang-orang seperti itu. Ini menunjukkan ini adalah lebih berat dan sangat berat sekali.
Maka dari itu ikhwatal Islam saudaraku sekalian, Allah Subhanahu wa Ta’ala mengatakan itu dalam ayat-ayat yang banyak tentang bahaya mengikuti hawa nafsu dalam masalah dien.
Allah Ta'ala juga berfirman:
يَا أَهْلَ الْكِتَابِ لَا تَغْلُوا فِي دِينِكُمْ غَيْرَ الْحَقِّ وَلَا تَتَّبِعُوا أَهْوَاءَ قَوْمٍ قَدْ ضَلُّوا مِنْ قَبْلُ وَأَضَلُّوا كَثِيرًا وَضَلُّوا عَنْ سَوَاءِ السَّبِيلِ
“Hai ahli kitab, jangan kamu berlebih-lebihan dalam agama kamu itu dengan tanpa hak, jangan kamu mengikuti hawa nafsu kaum yang telah sesat sebelum kamu. Mereka telah menyesatkan banyak orang dan sesat dari jalan yang lurus“. (QS. Al Maidah: 77).
Allah mengatakan bahwa dilarang untuk berlebih-lebihan dalam dien. Lalu Allah mengatakan jangan mengikuti hawa nafsu, artinya dalam agama tidak boleh disesuaikan dengan selera dan hawa nafsu karena inilah lebih berat.
Allah Ta'ala juga berfirman:
وَلَنْ تَرْضَىٰ عَنْكَ الْيَهُودُ وَلَا النَّصَارَىٰ حَتَّىٰ تَتَّبِعَ مِلَّتَهُمْ ۗ قُلْ إِنَّ هُدَى اللَّهِ هُوَ الْهُدَىٰ ۗ وَلَئِنِ اتَّبَعْتَ أَهْوَاءَهُمْ بَعْدَ الَّذِي جَاءَكَ مِنَ الْعِلْمِ ۙ مَا لَكَ مِنَ اللَّهِ مِنْ وَلِيٍّ وَلَا نَصِيرٍ
“Orang Yahudi dan Nasrani tidak akan ridha kepada kamu, sampai kamu mengikuti millah mereka. Katakanlah sesungguhnya hidayah Allah itulah hidayah yang terbaik. Kalau kamu mengikuti hawa nafsu mereka setelah datang kepada kamu dari ilmu, maka Allah tidak akan menjadi wali dan tidak pula menjadi penolong buat kamu“. (QS. Al Baqarah: 120).
Disini ancaman keras bagi orang yang mengikuti hawa nafsu Yahudi dan Nasrani di dalam agama dan merubah-rubah dien. Nas’alullah as-salamah wal ‘afiyah.
Wallahu a’lam.
Ditulis Oleh Ustadz Abu Yahya Badrusalam Lc, حفظه الله تعالى
🔰 @Manhaj_salaf1
•┈┈•••○○❁🌻💠🌻❁○○•••┈┈•
Mau dapat Ilmu ?
Mari bergabung bersama GROUP MANHAJ SALAF
📮 Telegram : http://t.me/Manhaj_salaf1
📱 Whatshapp : 089665842579
🌐 Web : dakwahmanhajsalaf.com
📷 Instagram : bit.ly/ittibarasul1
🇫 Fanspage : fb.me/ittibarasul1
Share, yuk! Semoga saudara² kita mendapatkan faidah ilmu dari yang anda bagikan dan menjadi pembuka amal² kebaikan bagi anda yang telah menunjukkan kebaikan. آمِينَ.
Posting Komentar untuk "Aqidah & Manhaj -Kaidah Yang Ke 14- "
Berkomentarlah dengan bijak