Hal-Hal Yang Harus Diperhatikan Ketika Menjumpai Orang Yang Akan Meninggal
Oleh Ustadz Berik Said hafidzhahullah
Tulisan ini di ilhami dari kitab berjudul “الإحسان إلى الموتى“ yang disusun oleh أبو حمزة عبد اللطيف بن هاجس الغامدي hafizhahullah. Ana semacam menyadur dan menyederhanakannya dan terkadang menambahkan beberapa penjelasan di dalamnya. Hanya saja secara umum tulisan ana kali ini banyak merujuk pada tulisan beliau tersebut.
1) Jenguklah orang yang sakit, duduklah didekat kepalanya dan ajarkan perkara baik padanya.
Dalilnya, dari Anas bin Malik radhiallahu ‘anhu mengisahkan:
كان غُلامٌ يَهودِيٌّ يَخدِمُ النبيَّ صلَّى اللهُ عليه وسلَّم فمَرِض، فأتاه النبيُّ صلَّى اللهُ عليه وسلَّم يَعودُه، فقعَد عِندَ رَأسِه، فقال له: أسلِمْ . فنظَر إلى أبيه وهو عندَه، فقال له: أطِعْ أبا القاسمِ صلَّى اللهُ عليه وسلَّم، فأسلَم، فخرَج النبيُّ صلَّى اللهُ عليه وسلَّم وهو يقولُ: الحمدُ للهِ الذي أنقَذه من النارِ .
"Adalah seorang anak muda dari Yahudi yang menjadi pelayan Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam yang sakit keras. Maka Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam datang menjenguknya,(setibanya di sana) beliau duduk disisi kepala anak muda tadi, seraya mengatakan padanya: "Masuk Islamlah". Anak muda itu lalu melirik pada bapaknya yang ada disisinya (minta persetujuannya). Kemudian ayahnya berkata: "Turuti perintah Abu Qasim' (Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam)". Anak muda tadi lalu masuk Islam. Selanjutnya Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam keluar seraya bersabda: "Segala puji bagi Allah, yang telah menyelamatkan dirinya dari api neraka". [HR. Bukhari no.1356]
Penjelasan
Lihatlah betapa nasehat yang diberikan kepada orang yang sakit sangat memberikan manfaat baginya. Anak muda tadi adalah penganut Yahudi, Alhamdulillah dengan Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam datang menjenguk dan menasehatinya ia masuk Islam di detik-detik akhir kehidupannya. Selamatlah dia.
Maka jika kamu melihat kerabatmu atau siapapun yang sakit atau ada tanda kematian padanya, -jika dia telah Islam- nasehatilah dia agar segera bertaubat terutama dari syirik, bid’ah dan maksiat yang mungkin ia belum sempat bertaubat darinya. Demi Allah ini amat bermanfaat baginya.
2) Tanamkan kepada orang yang sedang sakit atau yang tanda kematian telah ada padanya agar selalu menggabungkan antara rasa takut akan dosa dan rasa harap pada ampunan Allah.
Dalilnya, dari Anas bin Malik radhiallahu 'anhu:
أنَّ النَّبيَّ صلَّى اللهُ عليه وسلَّم دخل على شابٍّ وهو في الموتِ فقال كيف تجدُك قال : أرجو اللهَ يا رسولَ اللهِ وإنِّي أخافُ ذنوبي . فقال رسولُ اللهِ صلَّى اللهُ عليه وسلَّم لا يجتمعان في قلبِ عبدٍ في مثلِ هذا الموطنِ إلَّا أعطاه اللهُ ما يرجو وآمنه ممَّا يخافُ
"Bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam pernah datang menengok seorang anak muda yang sedang sakit keras, lalu beliau bertanya kepadanya: "Bagaimana keadaanmu?" Pemuda tersebut menjawab: "Demi Allah, ya Rasullullah, sungguh aku sangat berharap mendapatkan (balasan baik) dari Allah, namun aku pun takut mengingat dosa-dosaku. Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam segera menimpali: "Tidak akan berkumpul didalam hati seorang hamba dua perkara semacam ini, melainkan Allah pasti akan memberi apa yang diharapnya, serta menjamin rasa aman terhadap apa yang ditakutinya". (HR.Tirmidzi no.983 dan lain-lain. Dishahihkan oleh Al Albani rahimahullah dalam Shahih at Tirmdzi no.983]
3) Memberikan pakaian yang bersih atau membersihkan pakaian pada orang yang sedang sakit atau tanda kematian telah terlihat padanya.
Dalilnya, dari Abu Sa’id Al Khudri radhiallahu ‘anhu menceritakan:
أنَّه لمَّا حضره الموتُ دعا بثيابٍ جُددٍ فلبِسها ثمَّ قال: سمِعتُ رسولَ اللهِ صلَّى اللهُ عليه وسلَّم يقولُ: الميِّتُ يُبعثُ في ثيابِه الَّتي يموتُ فيها
"Ketika menjelang dirinya wafat, dirinya (Abu Sa’id Al Khudri radhiallahu ‘anhu) meminta baju baru yang lalu dikenakannya. Setelah itu beliau berkata: "Aku pernah mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Seorang mayit kelak akan dibangkitkan dengan pakaian (terakhir) yang dulu dikenakan ketika wafat(nya)“. [HR. Abu Dawud no.3114 dan lain-lain. Kata Imam Nawawi rahimahullah dalam al Majmu V:321: “Shahih“. Kata Al Albani rahimahullah dalam Shahih al Jami’ 6739: “Shahih“].
Penjelasan
Umumnya kita membiarkan orang yang sakit dengan pakaian lusuh seadanya bahkan dengan pakaian yang telah terkena najis. Hadits ini memberikan kita motivasi agar memperhatikan hal ini.
4) Menuntun (mengajarkan) orang yang akan mati dengan kalimat Tauhid (talqin).
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
لقنوا موتاكم: لا إله إلا الله
“Talqinkanlah (tuntunlah) orang yang akan mati diantara kamu dengan "Laa Ilaaha Illallah.“ [HR. Muslim no. 916 dan lain-lain]
Penjelasan
Ada orang yang mentalqinkan mayat justru setelah matinya yakni dikuburan. Ini adalah bid’ah.
Alasan mereka biasanya pada hadits tentang talqin di atas menggunakan kata Mawtaa yang bermakna fi’il madhi -bentuk lampau- yakni telah mati dan bukan akan mati.
Jawaban atas syubhat ini sebagai berikut:
Memahami hadits tak boleh semata berpegang pada bahasa Arab. Namun harus juga memperhatikan hadits lainya yang seirama. Ternyata dalam hadits lainnya ada petunjuk yang secara pasti menunjukkan bahwa arti kata Mawta pada hadits itu bukan telah mati tetapi menjelang kematiannya (masih hidup). Hadits tersebut adalah hadits yang bersumber dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu, di mana Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam setelah menyampaikan hadits di atas, di ujung haditsnya ada tambahan:
فَاِنَّهُ مَنْ كَانَ آخِرُ كَلِمَتِهِ لاَ اِلهَ اِلاَّ اللهُ عِنْدَ اْلمَوْتِ دَخَلَ اْلجَنَّةَ
"Karena barangsiapa yang akhir ucapannya Laa ilaaha illallah ia akan masuk surga“. [HR. Ibnu Majah no.1444. Dishahihkan Al Albani rahimahullah dalam Shahih al Jami 5150]
Lihat di ujung hadits perintah talqin itu ada perkataan, siapa yang akhir perkataanya. Berarti saat ditalqin itu belum wafat. Ini adalah persoalan yang jelas.
5) Saat berada dirumah orang yang sakit atau sakaratul maut hendaklah berdoa kebaikan.
Ummu Salamah radhialahu ‘anha menceritakan bahwa Rasullullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda:
إذا حضرتم المريضَ ، أو الميِّتَ ، فقولوا خيرًا . فإنَّ الملائكةَ يؤمِّنون على ما تقولون
"Jika kalian menjenguk orang sakit atau yang telah wafat, maka ucapkanlah oleh kalian kalimat yang baik-baik (saja), karena para malaikat akan mengaminkan apapun yang kalian ucapkan". [HR. Muslim no.919]
Penjelasan
Maka saat kau berkata yang baik untuk mereka yang sedang sakit atau sakaratul maut atau baru saja wafat, ini berarti kamu membantu memberikan manfaat baginya.
6) Tutuplah mata mayat jika mayatnya masih terbelalak saat wafatnya seraya membaca doa saat menutup mata itu.
Saddad bin Aus radhiallahu ‘anhu berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
إذا حضَرْتُم مَوتاكم فأغمِضوا البصَرَ فإنَّ البصَرَ يتبَعُ الرُّوحَ
“Jika kalian menghadiri (ke tempat) orang (yang baru saja) wafat, maka pejamkanlah matanya, karena pandangan mata (yang terbelalak itu) mengikuti perginya ruh.“ [HR. Ibnu Majah 1445 dan lain-lain. Kata al Albani rahimahullah dalam Shahih Al Jami’ 492 Shahih]
Adapun doa saat menutup mata jenazah yang terbelalak dapat dilihat pada hadits berikut (ringkasnya saat Abu Salamah radhiallahu ‘anhu wafat dalam keadaan matanya masih terbuka) maka beliau menutup wajah Abu Salamah radhiallahu ‘anhu dengan membaca doa berikut:
اللهمَّ اغفِرْ لأبي سلمةَ وارفَعْ درجتَه في المَهديِّينَ واخلُفْه في عَقِبِه في الغابرين . واغفرْ لنا وله يا ربَّ العالَمينَ . وافسَحْ له في قبرِه . ونَوِّرْ له فيه
"Ya Allah, ampunilah Abu Salamah radhiallahu ‘anhu (tentu nanti nama orang ini diganti sesuai dengan nama orang yang kita tutup matanya itu -pent), angkatlah derajatnya bersama mereka yang mendapatkan petunjuk. Dan gantikanlah dirinya bagi orang-orang yang ditinggalkannya. Ampunilah dosa kami dan dosa-dosanya, wahai Rabb sekalian alam. Luaskanlah kuburnya dan berilah cahaya dalam kuburnya." [HR. Muslim no.920]
7) Jangan sekali-kali meratapi mayat, misal dengan menangis menjerit-jerit, menampar-nampar wajah, merobek-robek baju, atau mengucapkan perkataan yang menunjukkan marah atas takdir yang telah Allah tetapkan.
Dalilnya, ‘Umar bin Khathab radhiallahu ‘anhu menyampaikan bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda:
الميتُ يعذَّبُ في قبرِه بما نيحَ عليه
“Mayat itu diadzab di kuburnya dengan sebab ratapan dari orang yang meratap (kematian)nya.“. [HR. Bukhari no.1292]
Adapun kalau sekedar air mata menetes dan hati berduka atas kematian seseorang, maka ini tak mengapa selagi tak diiringi ratapan.
Ibnu 'Umar radhiallahu ‘anhuma berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda:
ألا تسمعونَ ، إنَّ اللهَ لا يُعَذِّبُ بِدَمْعِ العيْنِ ، ولا بِحُزْنِ القلبِ ، ولكن يُعَذِّبُ بهذا -وأشارَ إلى لسانِهِ- أو يرحمُ ، وإنَّ الميتَ يُعَذَّبُ ببكاءِ أهلِهِ عليهِ
"Tidakkah kalian mendengar, bahwa Allah tak akan mengadzab mayat dengan sebab linangan air mata dan sedihnya hati, akan tetapi ia akan diadzab dengan sebab ini- lalu beliau mengisyaratkan pada lisannya-, dan ini haram, sesungguhnya mayit akan diadzab dengan sebab tangisan keluarga padanya.“ [HR. Bukhari no.1304]
8) Memandikan mayat dan menutupi aurat serta cacat fisik pada mayat jika ada cacat fisikinya.
Dalilnya:
مَنْ غَسَّلَ مَيِّتًا فَسترَهُ ، سترَهُ اللهُ مِنَ الذُّنوبِ ، ومَنْ كَفَّنَ مسلمًا ، كَساهُ اللهُ مِنَ السُّنْدُسِ
"Barangsiapa yang memandikan mayit lalu menutupi auratnya(atau menutupi aibnya), maka Allah akan menutupi dosa-dosanya. Dan barangsiapa yang mengkafaninya, maka Allah akan memberi pakaian sutra yang halus dan tebal". [HR. Thabrani no.3077 dan lain-lain. Dishahihkan Al Albani rahimahullah dalam As Shahihah 2353 karena adanya jalur pendukungnya].
Sebenarnya masih banyak perkara lainnya yang harus kita ketahui terkait maslah ini, namun untuk sementara ini saja dulu ya.
Walhamdu lillaahi rabbil ‘aalamiin, wa shallallahu ‘alaa Muhammadin.
🔰 @Manhaj_salaf1
•┈┈•••○○❁🌻💠🌻❁○○•••┈┈•
Mau dapat Ilmu ?
Mari bergabung bersama GROUP MANHAJ SALAF
📮 Telegram : http://t.me/Manhaj_salaf1
📱 Whatshapp : 089665842579
🌐 Web : dakwahmanhajsalaf.com
📷 Instagram : bit.ly/Akhwat_Sallafiyah
🇫 Fanspage : fb.me/DakwahManhajSalaf1
Share, yuk! Semoga saudara² kita mendapatkan faidah ilmu dari yang anda bagikan dan menjadi pembuka amal² kebaikan bagi anda yang telah menunjukkan kebaikan. آمِينَ.
Posting Komentar untuk "Hal-Hal Yang Harus Diperhatikan Ketika Menjumpai Orang Yang Akan Meninggal"
Berkomentarlah dengan bijak