Hukum Wanita Memakai Berwarna Selain Hitam
Oleh Ustadz Berik Said hafidzhahullah
Tidak diragukan, berpakaian warna hitam bagi wanita adalah jauh lebih utama dan sempurna karena warna hitam secara umum bisa lebih menutup anggota tubuh wanita. Walau begitu, bukan berarti haram wanita memakai busana selain hitam selagi memenuhi beberapa persyaratan hijab syar'i lainnya.
Berikut beberapa dalil atas masalah ini
Pertama (ringkasnya), dari Ummu Khalid radhiallahu ‘anha pernah diberi baju oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam agar baju tersebut dikenakan oleh Ummu Khalid radhiallahu ‘anha. Di ujung haditsnya disebutkan:
وكان فيها عَلمٌ أخضرُ أو أصفر
Kedua, dari Sa'id bin Jubair rahimahullah menceritakan:
أَنَّهُ رَأَى بَعْضَ أَزْوَاجِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، تَطُوفُ بِالْبَيْتِ وَعَلَيْهَا ثِيَابٌ مُعَصْفَرَةٌ
"Dia melihat sebagian istri Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam thawaf di Kabah sambil mengenakan pakaian yang tercelup ushfur". [Riwayat Ibnu Abi Syaibah dalam Al-Mushanaf XII:476, no.25240]
"Ushfur adalah bahan pewarna dari tumbuhan yang jika dicelupkan maka dominasinya menjadi warna merah." (Lihat Fathul Baari X:305)
Ketiga, dari Ikrimah radhiallahu ‘anha menceritakan (yang intinya) saat mantan istrinya Rifa’ah radhiallahu ‘anha menikah lagi dengan lelaki lain, maka kata ‘Aisyah radhiallahu ‘anha:
"Ia memakai kerudung berwarna hijau". [HSR. Bukhari no.5825]
Kejadian tersebut bahkan diketahui oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam sebagaimana terdapat dalam lanjutan hadits tersebut, namun beliau tidak mengingkarinya. Ini menunjukkan hal ini adalah boleh.
Keempat, dari Sukinah radhiallahu ‘anha mengisahkan:
"Aku dan ayahku menjumpai ‘Aisyah radhiallahu ‘anha, aku melihat ‘Aisyah radhiallahu ‘anha memakai mantel merah, sementara kerudungnya berwarna hitam." [Al-Mushanaf Ibnu Abi Syaibah XII:476, no.25242]
Kelima, dari Imam Atho, Thowus dan Mujahid rahimahullah (mereka adalah para Ulama tabi’in senior) menceritakan:
"Adalah dahulu mereka (para Shahabat radhiallahu ‘anhum) tidak mempermasalahkan wanita memakai gaun berwarna". (Al-Mushanaf Ibnu Abi Syaibah XII:474, no.25234)
Sebenarnya ada banyak lagi keterangan semacam di atas, tapi sementara ana cukupkan sampai di sini dulu.
Berkata Imam Nawawi rahimahullah (Ulama besar Madzhab Syafi’i): "Boleh wanita memakai pakaian berwarna putih, merah, kuning, hijau, yang bergaris-garis dengan warna tertentu dan warna-warna lainnya, Tak ada perbedaan pendapat lagi (di kalangan Ulama) atas masalah ini dan bahkan tidak pula makruh dalam hukumnya." (Al-Majmu' Syarh Al-Muhadzab IV:452)
Ibnu Muflih rahimahullah (Ulama besar Madzhab Hanbali) beliau berkata: "Tidak mengapa bagi wanita memakai pakaian muza'far (diberi warna kuning) mu'ashfar (diberi zat pewarna merah) dan pakaian merah."
وَعَلَيْهَا خِمَارٌ أَخْضَرُ
Kejadian tersebut bahkan diketahui oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam sebagaimana terdapat dalam lanjutan hadits tersebut, namun beliau tidak mengingkarinya. Ini menunjukkan hal ini adalah boleh.
Keempat, dari Sukinah radhiallahu ‘anha mengisahkan:
دَخَلْتُ مَعَ أَبِي عَلَى عَائِشَةَ فَرَأَيْتُ عَلَيْهَا دِرْعًا أَحْمَرَ، وَخِمَارًا أَسْوَدَ
"Aku dan ayahku menjumpai ‘Aisyah radhiallahu ‘anha, aku melihat ‘Aisyah radhiallahu ‘anha memakai mantel merah, sementara kerudungnya berwarna hitam." [Al-Mushanaf Ibnu Abi Syaibah XII:476, no.25242]
Kelima, dari Imam Atho, Thowus dan Mujahid rahimahullah (mereka adalah para Ulama tabi’in senior) menceritakan:
أَنَّهُمْ كَانُوا لَا يَرَوْنَ بَأْسًا بِالْحُمْرَةِ لِلنِّسَاءِ
Sebenarnya ada banyak lagi keterangan semacam di atas, tapi sementara ana cukupkan sampai di sini dulu.
Fatwa Ulama Terkait Warna Pakaian Wanita
Berkata Imam Nawawi rahimahullah (Ulama besar Madzhab Syafi’i): "Boleh wanita memakai pakaian berwarna putih, merah, kuning, hijau, yang bergaris-garis dengan warna tertentu dan warna-warna lainnya, Tak ada perbedaan pendapat lagi (di kalangan Ulama) atas masalah ini dan bahkan tidak pula makruh dalam hukumnya." (Al-Majmu' Syarh Al-Muhadzab IV:452)
Ibnu Muflih rahimahullah (Ulama besar Madzhab Hanbali) beliau berkata: "Tidak mengapa bagi wanita memakai pakaian muza'far (diberi warna kuning) mu'ashfar (diberi zat pewarna merah) dan pakaian merah."
Beliau juga menambahkan dengan berkata: "Madzhab Abu Hanifah, Malik dan Syafi'i tidak memakruhkan memakai pakaian mu'ashfar dan tidak pula warna merah dan ini merupakan pendapat yang dipilih Syaikh (Ibnu Taimiyah rahimahullah)." (Al-Adaab asy Syar'iyyah I: 313)
Fatwa Dewan Islam web, diajukan pertanyaan pada Dewan Fatwa dengan pertanyaan berikut:
Apakah boleh (Muslimah) mengenakan jilbab warna-warni? Yang saya maksud bukan hanya sekedar jahitannya saja yang berwarna-warni namun jika memang memiliki banyak warna. Apakah hal ini masuk kategori perhiasaan yang terlarang (baca: tabarruj)? Bila jawabannya ya, maka apakah perhiasan yang dilarang pada jilbab tersebut hanya warnanya saja? Semoga Allah memberi anda balasan kebaikan.
Jawabannya:
"Telah kami jelaskan pada Fatwa no.22814 dan fatwa no.28482 dan yang semisalnya bahwa tidak disyariatkan bagi wanita untuk mengenakan gaun dengan warna tertentu sebagaimana juga tidak disyaratkan pakaian yang pakaiannya hanya memiliki satu warna. Namun, termasuk syarat pakaian muslimah yang syar’i adalah tidak mu'tsir (menggoda pandangan lelaki) dan tidak menjadi sebab timbulnya fitnah (godaan).
Dengan demikian, fokus perhiasan yang disyaratkan untuk dihindari dari busana muslimah adalah (menjauhkan) setiap yang mu'tsir serta memancing pandangan nakal kaum pria serta sesuatu yang bisa menyebabkan timbulnya fitnah.
Fatwa Dewan Islam web, diajukan pertanyaan pada Dewan Fatwa dengan pertanyaan berikut:
هل يجوز لبس الجلباب المتكون من عدة ألوان؟ لا أتكلم عن التطريز أنا أقصد فقط إذا كان الجلباب مؤلفا من أكثر من لون هل يعتبر زينة؟ وهل الزينة مقصود منها الألوان أيضا؟. وجزاكم الله خيرا.
Apakah boleh (Muslimah) mengenakan jilbab warna-warni? Yang saya maksud bukan hanya sekedar jahitannya saja yang berwarna-warni namun jika memang memiliki banyak warna. Apakah hal ini masuk kategori perhiasaan yang terlarang (baca: tabarruj)? Bila jawabannya ya, maka apakah perhiasan yang dilarang pada jilbab tersebut hanya warnanya saja? Semoga Allah memberi anda balasan kebaikan.
Jawabannya:
فقد بينا بالفتويين التالية أرقامهما: 22814، 28482، وتوابعهما، أنه لا يشترط في لباس المرأة لون معين، كما لا يشترط أن يكون لون القطع الملبوسة لوناً واحداً، ولكن يشترط فيه ألا يكون مثيراً، وسبباً للفتنة.
"Telah kami jelaskan pada Fatwa no.22814 dan fatwa no.28482 dan yang semisalnya bahwa tidak disyariatkan bagi wanita untuk mengenakan gaun dengan warna tertentu sebagaimana juga tidak disyaratkan pakaian yang pakaiannya hanya memiliki satu warna. Namun, termasuk syarat pakaian muslimah yang syar’i adalah tidak mu'tsir (menggoda pandangan lelaki) dan tidak menjadi sebab timbulnya fitnah (godaan).
فالزينة المشترط انتفاؤها في لبس المرأة: هو كل ما كان مثيرا، وملفتا لانتباه الرجال، وسببا في الفتنة.
Dengan demikian, fokus perhiasan yang disyaratkan untuk dihindari dari busana muslimah adalah (menjauhkan) setiap yang mu'tsir serta memancing pandangan nakal kaum pria serta sesuatu yang bisa menyebabkan timbulnya fitnah.
وأما مجرد تعدد لون لباس المرأة : فليس زينة في كل حال، بل قد يكون زينة إن كان مثيرا، وسببا في الفتنة، ولا يكون زينة إن لم يكن كذلك، فالعبرة إنما هي بكون الألوان مثيرة، وسببا في الفتنة
Adapun sekedar memiliki aneka warna, maka secara umum bukanlah termasuk perhiasan (yang dilarang). Namun, kadang memang menjadi perhiasan jika ia mu’tsir dan menjadi sebab timbulnya fitnah. Dan bukan perhiasan jika tidak demikian. Atas dasar itu patokannya adalah pakaian itu masuk kategori mu'tsir dan apakah bisa menimbulkan fitnah (atau tidak)".
https://fatwa.islamweb.net/fatwa/index.php?page=showfatwa&Option=FatwaId&Id=295282
Fatwa Lajnah Ad-Da'imah juga berkata:
لباس المرأة المسلمة ليس خاصا باللون الأسود، ويجوز لها أن تلبس أي لون من الثياب، إذا كان ساترا لعورتها، وليس فيه تشبه بالرجال، وليس ضيقا يحدد أعضاءها، ولا شفافا يشف عما وراءه، ولا مثيرا للفتنة
"Pakaian seorang perempuan tidak di khususkan berwarna hitam saja, namun boleh baginya untuk memakai pakaian dari berbagai macam warna, jika menutupi aurat dan juga tidak menyerupai pakaian laki-laki, dan tidak sempit sehingga kelihatan bentuk tubuhnya, dan tidak transparan sehingga terlihat apa yang dibaliknya serta warnanya tidak mencolok sehingga akan menimbulkan fitnah". (Fatawa Lajnah 18/170)
وبالله التوفيق وصلى الله على نبينا محمد وآله وصحبه وسلم
_____
Mau dapat Ilmu ?
Mari bergabung bersama GROUP MANHAJ SALAF
Telegram: http://t.me/Manhaj_salaf1
Youtube: http://youtube.com/ittibarasul1
Group WhatsApp: wa.me/62895383230460
Twitter: http://twitter.com/ittibarasul1
Instagram: http://Instagram.com/ittibarasul1
Facebook: http://fb.me/ittibarasul1
Share, yuk! Semoga saudara² kita mendapatkan faidah ilmu dari yang anda bagikan dan menjadi pembuka amal² kebaikan bagi anda yang telah menunjukkan kebaikan. آمِينَ.
Posting Komentar untuk "Hukum Wanita Memakai Berwarna Selain Hitam"
Berkomentarlah dengan bijak