Bolehkah Seorang Penuntut Ilmu Menyebut Langsung Nama Ahlul Bid'ah, Ataukah Ini Hanya Hak Ulama Atau Kibarul Ulama?
Oleh Ustadz Berik Said hafidzhahullah
Syaikh Rabi bin Hadi Al Madkhali rahimahullah pernah ditanya:
ﻫﻞْ ﻳﺴﻌﻨﺎ ﻧﺤﻦُ ﻃُﻼﺏُ ﺍﻟﻌﻠﻢِ ﺍﻟﺴُﻜﻮﺕ ﻋﻦِ ﺍﻟﻤﺒﺘﺪﻋﺔِ، ﻭﻧﺮﺑﻲ ﺍﻟﻄﻼﺏَ ﻭﺍﻟﺸﺒﺎﺏَ ﻋﻠﻰ ﻣﻨﻬﺞ ﺍﻟﺴﻠﻒ ﺩﻭﻥ ﺫﻛﺮ ﺍﻟﻤﺒﺘﺪﻋﺔ ﺑﺄﺳﻤﺎﺋﻬﻢ ؟
Apakah kami sekelas para penuntut ilmu (pelajar) mendapatkan kelapangan untuk mendiamkan begitu saja ahlul bid'ah. dan kami (cukup menyibukkan diri) mengkader para santri dan anak-anak muda di atas Manhaj Salaf tanpa perlu menyebutkan ahlul bid'ah dan nama-nama (tokohnya)?
Beliau menjawab:
ﻭﺍﻟﻠﻪِ ﻳُﺬﻛﺮﻭﻥَ ﺑﺄﻭﺻﺎﻓﻬﻢ ﻭﻳُﺬﻛﺮﻭﻥَ ﺑﺄﺳﻤﺎﺋﻬﻢ ﺇﺫﺍ ﺩﻋﺖ ﺍﻟﺤﺎﺟﺔ، ﻓﺈﺫﺍ ﺗﺼﺪﻯ ﻓﻼﻥ ﻟﻠﺰﻋﺎﻣﺔ ﻭﻗﻴﺎﺩﺓ ﺍﻷﻣﺔ ﻭﺍﻟﺸﺒﺎﺏ ﻭﻳﺠﺮﻫﻢ ﺇﻟﻰ ﺍﻟﺒﺎﻃﻞ ﻳُﺬﻛﺮ ﺑﺎﺳﻤﻪ، ﺇﺫﺍ ﺩﻋﺖ ﺍﻟﺤﺎﺟﺔ ﺇﻟﻰ ﺫﻛﺮ ﺍﺳﻤﻪ ﻓﻼﺑﺪ ﻣﻦ ﺫﻛﺮ ﺍﺳﻤﻪ.
"Demi Allah , jika memang dipandang perlu, silahkan disebutkan juga sifat dan nama-nama mereka (para ahlul bid'ah). Jika si fulan terlihat tampil memimpin ummat dan para pemuda dan si fulan tersebut menggiring mereka kepada kebatilan, maka disebutkan namanya. (Bahkan) saat dibutuhkan/mendesak untuk menyebutkan namanya, maka mesti disebutkan namanya." (http://www.ajurry.com/vb/showthread.php?t=42703)
Apa yang dikatakan Syaikh Rabi hafidzhahullah di atas sejalan dengan perkataan beberapa Ulama Salaf berikut:
Imam Ahmad bin Hanbal rahimahullah. Beliau pernah ditanya:
الرجل يصوم ويصلي ويعتكف أحب إليك أو يتكلم في أهل البدع ؟
Mana yang lebih engkau sukai, seseorang yang rajin shaum sunnah, shalat sunnah dan i’tikaf ataukah orang yang berbicara tentang ahlul bid'ah?
فقال : إذا قام وصلى واعتكف فإنما هو لنفسه وإذا تكلم في أهل البدع فإنما هو للمسلمين هذا أفضل .
Beliau menjawab: "Jika ia shalat sunnah, puasa sunnah dan i’tikaf maka manfaatnya hanya untuk dirinya sendiri. Sementara jika ia membicarakan ahlul bid'ah, maka manfaatnya dirasakan pula untuk kaum muslimin (lainnya). Maka ini jauh lebih utama." (Majmu’ Fatawa Ibnu Taimiyyah rahimahullah XXVIII:231)
Ibnu Taimiyyah rahimahullah menandaskan:
والداعي إلى البدعة مستحق العقوبة باتفاق المسلمين، وعقوبته تكون تارة بالقتل وتارة بما دونه كما قتل السلف جهم بن صفوان والجعد بن درهم وغيرهم،
"Dan para da'i penyeru bid'ah berhak mendapatkan hukuman berdasarkan kesepakatan kaum muslimin. Jenis hukumannya terkadang dibunuh dan terkadang selain itu. Sebagaimana kaum Salaf telah membunuh Jahm bin Shafwan (gembong aliran Jahmiyyah -pent) dan (juga diriwayatkan kaum Salaf telah membunuh) Al Ja'du bin Dirham (gembong aliran yang mengingkari shifat dan nama Allah). Dia hidup di masa tabi’in dan selain mereka.
ولو قُدر أنه لا يستحق العقوبة، أولا يمكن عقوبته فلا بد من بيان بدعته والتحذير منها، فإن هذا من جملة الأمر بالمعروف والنهي عن المنكر الذي أمر الله به ورسوله.
Kalaupun ditakdirkan tak bisa dihukum seperti ini atau tak memungkinkan menghukumnya, maka mesti ada penjelasan (kepada ummat) tentang kebid'ahannya dan mentahdzir (memperingatkan ummat dari kesesatannya). Karena ini termasuk bagian dari amar ma'ruf nahi munkar yang telah diperintahkan oleh Allah dan Rasul-Nya." (Majmu Fatawa XXXV:414)
Ana -Berik Said- menambahkan:
Walau demikian wajib seorang penuntut ilmu sekelas kita berhati-hati dalam masalah ini. Jikapun ingin ikut bicara tentang masalah ini, apalagi dengan menyebut nama tokohnya, maka wajib baginya memiliki bukti-bukti shahih atas kebatilan orang yang hendak dibantahnya dan juga dalil-dalil yang mantap yang memang menunjukkan si fulan tersebut layak dinyatakan sesat pemikirannya.
Juga harus tetap bicara dalam timbangan syari'at dan tidak melampaui batas, apalagi dendam atau kebencian pribadi yang diatas namakan syari'at. Perhatikanlah hal ini.
Walhamdu lillaahi rabbil ‘aalamiin, wa shallallahu ‘alaa Muhammadin.
🔰 @Manhaj_salaf1
•┈┈•••○○❁🌻💠🌻❁○○•••┈┈•
Mau dapat Ilmu ?
Mari bergabung bersama GROUP MANHAJ SALAF
📮 Telegram : http://t.me/Manhaj_salaf1
📱 Whatshapp : 089665842579
🌐 Web : dakwahmanhajsalaf.com
📷 Instagram : bit.ly/ittibarasul1
🇫 Fanspage : fb.me/ittibarasul1
Share, yuk! Semoga saudara² kita mendapatkan faidah ilmu dari yang anda bagikan dan menjadi pembuka amal² kebaikan bagi anda yang telah menunjukkan kebaikan. آمِينَ.
Posting Komentar untuk "Bolehkah Seorang Penuntut Ilmu Menyebut Langsung Nama Ahlul Bid'ah, Ataukah Ini Hanya Hak Ulama Atau Kibarul Ulama?"
Berkomentarlah dengan bijak