Berhala Hati
Oleh Ustadz Abu Abd rahman bin Muhammad Suud al Atsary حفظه الله تعالى
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:
ما هذه التماثيل التي انتم لها عا كفون ؟.
"Berhala macam apakah ini, yang kalian tekun ber-i'tikaf (menyembah)nya ?" (QS. Al Anbiya': 55)
Imam Muhammad bin Abu Bakr bin Qoyyim rahimahullah berkata: "Inabah (kembali bertaubat) adalah i'tikaf (pemberhentian) hati (untuk fokus) beribadah kepada Nya, sebagaimana i'tikaf jasad untuk beribadah di dalam masjid dengan tidak meninggalkannya.
Hakikat inabah adalah konsisten hati untuk selalu mencintai Allah, mengingat, mengagungkan, dan membesarkan-Nya. Di ikuti konsistennya tubuh untuk mentaatinya dengan ikhlas dan mutabaah (meneladani) Rasulullah shalallahu alaihi wa salam.
Orang yang tidak konsisten kepada Allah semata,
Pasti ia akan condong pada berhala-berhala yang beraneka macam bentuknya. Sebagaimana pernyataan imamu khunafa (imamnya orang ahli tauhid) Ibrahim alaihi salam (lihat surah al anbiya ayat 52 di atas).
Ibrahim dan kaumnya berbeda pandangan tentang hakikat ibadah. Kaumnya lebih memilih menyembah patung-patung, sedang Ibrahim sendiri lebih memilih beribadah kepada Allah subhanahu wa taala semata secara konsisten dan tidak berpaling dari-Nya.
Kata:
التماثيل,
"Adalah bentuk jama' (plural)."
التمثال,
Yang artinya, bentuk-bentuk, gambar-gambar, penyerupaan atau semisal yang di serupakan dengan sesuatu.
Maka, keterkaitan hati, kesibukan dan kecenderungannya (hati itu) pada selain Allah, menunjukkan adanya ketertambatan hati itu pada patung-patung yang bersemayam di dalamnya.
Yang demikian itu di hukumi sama saja beribadah pada patung-patung itu.
Makanya, wujud (asli) dari kemusyrikan para penyembah berhala itu lebih pada ketertambatan hatinya, yakni pada cita-cita, keinginan, dan ketaatan pada berhala-berhala yang di sembah.
Maka, bila di dalam hati seorang hamba terdapat berhala-berhala (yang wujudnya bisa berubah-rubah atau berlainan wujud) yang menguasai hatinya dan menjadikan jiwanya di perbudak, dalam arti bergantung pada patung-patung itu (selain Allah), sama saja ia beribadah (semisal) orang yang mengibadati patung-patung secara nyata.
Oleh sebab itu, Nabi shalallahu alaihi wa salam menamai orang-orang semacam itu, sebagai hamba-hamba berhala dan beliau mendoakan kecelakaan dan kehinaan bagi mereka itu
تعس عبد الدينار ، تعس عبد الدرهم، تعس و انتكس!!!! , و اذا شيك فلا انتقش.
"Celaka (meranalah) hamba dinar, celaka hamba dirham (hamba uang dan harta), celakalah dan terhinalah ia!!!!Semoga, bila ia tertusuk duri, tidak ada orang yang dapat mencabutnya."
[HR. Bukhari 28887, dari shahabat abu hurairah radiyallahu anhu]
Pada hakikatnya, seluruh manusia yang lahir di dunia ini, sedang menempuh sebuah perjalanan,
Setiap musafir akan berangkat, berjalan menuju tujuan dan kadang bersingah di tempat yang dirasa nyaman.
Begitu pula orang-orang yang berjalan menuju Allah dan kehidupan akhirat dalam perjalanan panjangnya, Ia akan singgah di hadapan Allah, ketika berhasil mendatangi Nya
Inilah puncak cita-cita luhur, baik selama dalam perjalanan maupun saat sampai tujuan.
كتاب الفوائد 613-614.
(Kitab Al Fawaid 613-614)
🔰 @Manhaj_salaf1
•┈┈•••○○❁🌻💠🌻❁○○•••┈┈•
Mau dapat Ilmu ?
Mari bergabung bersama GROUP MANHAJ SALAF
📮 Telegram : http://t.me/Manhaj_salaf1
📱 Whatshapp : 089665842579
🌐 Web : www.dakwahmanhajsalaf.com
📷 Instagram : bit.ly/ittibarasul1
🇫 Fanspage : fb.me/ittibarasul1
Share, yuk! Semoga saudara² kita mendapatkan faidah ilmu dari yang anda bagikan dan menjadi pembuka amal² kebaikan bagi anda yang telah menunjukkan kebaikan. آمِينَ.
Posting Komentar untuk "Berhala Hati"
Berkomentarlah dengan bijak